Oleh:
Harmin Samiun

SABUROmedia — Menyikapi problem kemanusiaan yang menimpa Palestina khususnya jalur Gaza belum menemukan titik akhir dari penindasan, kezaliman, genosida dan bencana kemanusiaan yang meluluhlantahkan nilai nilai humaniter. Kondisi seperti itu sangat mengkhawatirkan bagi keberlangsuan hidup masyarakat setempat, akibat tindakan sporadis, membabi buta yang dilancarkan zionis Israel lewat invasi darat dan udara.

Berbagai macam regulasi internasional dan produk hukum mahkamah pidana internasional di Den Haag Belanda telah menjatuhkan sanksi pidana kepada perdana menteri Israel Benyamin Netanyahu atas kejahatan perang terhadap Palestina/Gaza melalui tuntutan jaksa dalam pengadilan tersebut. Namun sanksi dimaksud hanyalah pepesan kosong yang tak memiliki arti dan pengaruh besar terhadap eksistensi Israel, seakan hal itu menjadi bahan lelucon.

Amerika dengan retorika standar ganda mengaunkan tegaknya kebebasan hak asasi manusia di belahan dunia ini tapi justru dengan kepongkahan dan kangkuahannya membiarkan zonis Israel leluasa menginvansi Gaza dengan memberikan bantuan militer, serta turut andil menjadi sponsor utama dalam melakukan pembelaan terhadap Israel melalui hak veto dalam forum Dewan Keamanan PBB, saat resolusi atau sanksi dijatuhkan.

Instrumen hukum tersebut tak menapik Israel untuk melakukan agresi militernya pada titik-titik tempat pengungsian penduduk Gaza, hal itu menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan sipil terutama anak-anak.

Perang Defensif & Taktik Gerilya Hamas

Di tengah gempuran perang antara Israel dan Hamas. Zionis dengan berbagai taktik perang yang dilakukan dalam menginvansi Gaza, namun sulit mendeteksi posisi keberadaan Hamas dan sayap militernya Izzudin al Qasam. Taktik peperangan yang dilancarkan Izzudin al Qasam dengan format tempur defensif bertahan pada titik tertentu dengan strategi gelirya dibekali dengan persenjataan buatan sendiri menyebabkan zonis Israel sulit untuk melumpuhkan kekuatan Hamas.

Padahal selama ini Israel dikenal sebagai negara super_canggih dengan persenjataan militer yang modern, serta kecerdasan agen mosad dalam mendeteksi informasi penting suatu negara dan pasukan IDF dengan mental juang yang keropos tak mampu memainkan medan catur militer di lapangan.

Terbukti dengan munculnya Thufan Al Aqsa 7 Oktober 2023 lalu menjadi strauma memilukan bagi tentara zionis dengan sebab perlawanan mereka secara face to face atau pertempuran jarak dekat tak bisa melemahkan kekuatan militer Hamas Izzudin al Qasam. Berbagai teori konspirasi yang dimainkan Israel sembari mengkonfirmasi dengan mentor dibelakang layar Amerika terhadap taktik gempuran dan strategi perang yang dimainkan oleh Israel dalam memproteksi dan menghancurkan posisi Hamas sekaligus berdalil membebaskan tawanan, namun hal itu tak membuahkan hasil yang seginifikan. Keadaan demikian menuai berbagi kecaman dalam lingkaran birokrasi pemerintahan Benyamin Netanyahu.

Namun Israel tetap melakukan invasi militernya, memaksa Amerika melalui presiden Joe Biden sebelum posisinya digantikan Donald Trump pada pemilu presiden tahun lalu menekan Israel menghentikan gempuran perang terhadap gaza dan membuka akses bantuan kemanusiaan melalui butir- butir gencata senjata yang telah dirumuskan dengan melibatkan pihak ke tiga sebagai mediator yakni Qatar_Mesir mewakili Hamas dengan Amerika mewakili Israel tetapnya di Doha_Qatar pada tanggal 19 Januari -1 Maret 2025 dengan beberapa tahapan. Namun dibalik gencata senjata yang dirumuskan belum sampai pada titik yang menggembirakan.

Zionis Israel mengeluarkan ultimaltum untuk gempur Gaza dari segala arah mengerahkan segala kemampuan militernya dengan persenjataan organik yang modern dengan dalil membebaskan seluruh tahanan yang di tawan oleh Hamas, serta menutup akses bantuan kemanusiaan puncaknya tepatnya pekan kedua bulan ramadhan kemarin, yang menyebabkan puluhan warga sipil syahid.

Geopolitik Kawasan & Bencana Kemanusiaan

Pasca penghianatan gencata oleh Israel, perhatian dunia memulai tertuju pada situasi problem kemanusiaan yang menimpa intentitas masyarakat penduduk Gaza, imbas dari kebiadaban Israel dengan sporadis mengempur Gaza dari segala arah yang menyebabkan korban berjatuhan dimana- mana, bangunan publik, tempat pengungsian menjadi sasaran mortir, kelaparan mengema disana sini dari lisan orang-orang yang beriman, tangisan, ratapan bayi dan anak-anak merasakan perihnya hempasan peluru, tangisan pilu dan tatapan kosong seorang ayah/ibu yang telah kehilangan anggota keluarga yang dicintai, rumah sakit dengan fasilitas apa adanya tetap setia mengobati pasien yang berdatangan, dengan kondisi yang menyesahkan dada, bantuan kemanusiaan tehempit, sisa_sisa makanan dalam tumpukan bangunan menjadi perhatian bagi tatapan mata,
yang menyebabkan nyawa berjatuhan dimana_mana.

Padahal konvensi Jenewa 1949 sebagai instrumen hukum internasional telah mengatur perlindungan perang, warga sipil dan bangunan publik tak boleh dihancurkan, tapi instrumen hukum tersebut tak diindahkan Israel.

Sungguh hati ini sangat sedih dan perih melihat dan menyaksikan penderitaan saudaraku nan jauh disana melalui tayangan media terpercaya dan kredibel. Kemana jeritan hati itu harus mengeluh dan mengadu, apakah kepada negara tetangga yang sibuk dengan urusannya sendiri, dengan kemewahan gedung yang bertingkat tingkat, sumber daya alam melimpah dikelilingi pemandangan yang mengkilaukan mata, hanyalah kepada Allah mereka bergantung harapan.

Segala ikhtiar perjuangan telah dilakukan penduduk Gaza melalui politik diplomasi luar negeri baik dipangung forum internasional PBB dengan segala atribut di dalamnya maupun jalur bilateral dua negara atau mewakili serta front perjuangan semi militer froxy Iran houthi Yaman walaupun berbeda keyakinan dan pemahaman, namun mereka menjadi garda terdepan melakukan invasi semi militer ke kapal Amerika dan sekutunya ketika memberikan bantuan logistik kepada Israel tepatnya dijantung pelayaran internasional laut merah yang menghubungkan beberapa negara Teluk Arab dan sekitarnya.

Situasi itu, menimbulkan ketegangan geopolitik kawasan antara Iran dengan Amerika imbas dari kebijakan politik luar negeri Donald Trump tak memberi kesempatan segar kepada Iran untuk menghentikan produk uranium nuklir. Iran menanggapi serius ultimaltum negeri paman sam tersebut dengan satu pernyataan sikap kritis Iran siap meladeni agresi militer Amerika jika mencoba menginvansi Iran.

Bahkan dengan gagahnya Iran menyampaikan statemen kepada negara Arab untuk tak boleh mengizinkan pesawat Amerika memasuki wilayah udaranya, sebab ancaman invasi yang sama juga dialamatkan kepada negara Arab jika mengizinkan wilayah udaranya dimasuki oleh pesawat militer Amerika, maka siap menerima konsekuensi.

Israel dengan bekingan Amerika, makin brutal dalam melakukan tindakan genosida yang tak berkesudahan terhadap penduduk Gaza melalui pembolokiran bantuan kemanusiaan jalur Rafah yang menghubungkan Mesir dan Gaza. Ribuan kontainer atau kendaraan yang mengangkut bahan makanan bagi penduduk Gaza antian panjang diperbatasan Rafah. Kondisi itu menyebabkan bencana kelaparan yang luar biasa dahsyatnya menimpa penduduk Gaza terutama anak-anak yang mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi.

Salah satu pemerhati dunia internasional menyebutkan bencana kelaparan yang menimpa penduduk Gaza merupakan musibah besar yang belum pernah terjadi dalam perang modern. Kondisi itu menjadikan Israel sebagai senjata mematikan untuk melumpuhkan kekuatan Hamas.

Israel dalam dua hari terakhir juga melakukan invasi militer dibeberapa negara kawasan baik Suriah, Lebanon dan Yaman, dengan dalil melakukan pembelaan terhadap wilayah yang diduduki atau diklaim sepihak khususnya dataran tinggi golan yang berbatasan antara Israel dan Suriah. Melihat situasi itu, Turkiye sebagai kekuatan militer kedua setelah Amerika di tubuh NATO, hadir sebagai kekuatan penyeimbang di timur tengah dengan melakukan langkah preventif ( pencegahan) menerjunkan pesawat tempur militernya memberikan sinyal peringatan kepada Israel untuk tak boleh jauh melangkah ke wilayah Suriah. Ini menunjukkan bahwa Turkiye tak akan membiarkan Israel mengintervensi kedaulatan Suriah di bawah pimpinan Presiden Ahmad al-Sharaan.

Melihat situasi problem kemanusiaan yang menimpa saudara kita di Palestina khususnya jalur Gaza, tindakan keberpihakan yang harus dilakukan adalah mendoakan mereka, memberikan donasi harta terbaik, serta memboikot seluruh produk makanan,minuman dan kosmetik yang berapliasi dengan zonis Israel. Semoga itu menjadi ikhtiar kita dalam membebaskan bumi Al Aqsa Palestina dan Gaza dari kebiadaban Israel.

Menyaksikan beberapa tayangan media beberapa hari kemarin, hati ini ikut gembira dengan syukur alhamdulillah, Allah SWT telah mengirim bala tentara_Nya berupa api, badai pasir, hujan deras yang meluluhlantahkan beberapa daerah pendudukan Israel. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan memberikan keselamatan kepada penduduk Palestina/ Gaza, Aamiin Ya Allah.

اِنْ يَّمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهٗۗ وَتِلْكَ الْاَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِۚ وَلِيَعْلَمَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاۤءَۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَۙ

Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan Allah mengetahui orang-orang beriman (yang sejati) dan sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang zalim. ( QS. Al_ Imran: 140).

*** Pengajar SMP Cendika Ambon & Pemerhati Kebijakan Publik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *