SABUROmedia, Jakarta — Peta Mangrove Nasional 2021 yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan bahwa total luas ekosistem mangrove Indonesia mencapai 3.364.076 hektare atau 20,37 persen dari total luas mangrove dunia.
Sementara itu, penelitian Bank Dunia baru-baru ini menemukan bahwa mangrove di Indonesia bernilai rata-rata sekitar US$15.000 sampai $50.000 per hektar. Meski demikian, ekosistem mangrove banyak yang hilang akibat alih fungsi lahan. Data Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mencatat sekitar 931 ribu hektare hutan mangrove perlu direhabilitasi.
Hal ini diterima SM melalui rilis media, dimana Kwarnas Gerakan Pramuka dan Yayasan EcoNusa berkolaborasi menjaga kelestarian ekosistem mangrove melalui mangrove badge challenge sebagai bagian dari Tanda Kecakapan Khusus (TKK) bagi anggota Pramuka pada tingkat Siaga, Penggalang, Penegak, hingga Pandega. Tiap anggota Pramuka wajib melewati tantangan (challenge) untuk mendapatkan badge.
“ Workshop Modul Belajar Mangrove ini merupakan salah satu cara dalam pendidikan dan pembinaan Gerakan Pramuka terkait upaya pembentukan generasi muda yang peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup,” kata Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Budi Waseso, saat membuka Workshop Modul Belajar Mangrove di area Bumi Perkemahan Cibubur, pada Selasa, (14/11/2023.
DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Tangerang Kota, Bekasi, Depok, dan Provinsi Maluku adalah Kwartir Cabang dan Kwartir Daerah yang ditugasi untuk uji coba mangrove badge challenge. Setelah masa uji coba, mangrove badge challenge akan diimplementasikan di seluruh Indonesia pada 2024-2025 oleh lebih dari 25 juta anggota Pramuka.
Selanjutnya, Kwarnas Gerakan Pramuka berencana mengajukan badge mangrove tersebut ke tingkat dunia melalui beberapa tahap pada 2025 hingga 2028. Jika semua berjalan lancar, mangrove badge ini akan menjadi badge pertama yang diusulkan oleh Pramuka Indonesia ke Asia-Pacific Scout Region, World Organization of the Scout Movement. (SM)