SABUROmedia, SBB — Harapan Masyarakat Pedagang yang menempati lapak Pasar Kairatu, untuk diaktifkannya Teriminal Kairatu, masih direspon secara bertahap, pasalnya berdasarkan info yang berhasil dihimpun dari Dinas Perhubungan SBB.
Setiap Minggunya, pada hari Senin, Rabu dan Kamis Dishub SBB melakukan penertiban bagi angkot jalur Pelabuhan Waipirit ke arah Kairatu Timur dan Kota Masohi diwajibkan untuk masuk ke terminal Kairatu.
Sekda SBB, Alvin Tuasuun, saat ditemui diruang kerjanya, Kantor Bupati SBB, Jalan JF Puttileihalat, Kota Piru, pada Kamis, (25/5/2023), kembali mengungkapkan harapannya agar Terminal Kairatu bisa diaktifkan sehingga dapat berdampak pada kunjungan Pembeli di Pasar Kairatu yang merupakan Pasar milik Pemda SBB tersebut.
Namun menurut Tuasuun, untuk menerapkan kebijakan pengaktifan Teriminal Pasar Kairatu pihaknya juga masih terkendala dengan keberatan dari pihak Organisasi Angkutan Darat ( Organda).
” Kita ingin supaya terminal aktif, Pasarnya juga aktif, cuma kendalanya adalah harus Kita selaraskan dengan keinginan Organda, Kita tidak bisa langsung paksakan secepatnya” cetus Pria yang pernah menjabat Kadis PUPR SBB ini.
Sekda SBB mengatakan, pihaknya juga harus mendapatkan masukan dari Organda, terkait masalah ketika diaktifkan Terminal Kairatu itu apa dan kebutuhannya juga apa sehingga bisa sama – sama mencari solusinya, bukan Pemda sendiri saja tetapi target utamanya agar terminal aktif dan Pasar juga ramai dikunjungi.
Menanggapi kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan SBB dengan mewajibkan Angkot masuk ke Terminal Kairatu, sebelum melanjutkan perjalanan ke Kairatu Timur dan Maluku Tengah, Tuasuun menandaskan, progres tersebut akan dilakukan secara perlahan – lahan sehingga nantinya bisa mengaktifkan Terimanal.
Pasar Kairatu secara permanen.
Sementara , ketika ditanya rencana untuk mengaktifkan jalur Angkot di Kota Piru, Sekda SBB ini menyatakan, harapannya juga untuk dapat diaktifkan jalur angkot reguler di Kota Piru, pasalnya harga ojek terlalu mahal.
” Katong harapkan ada juga jalur Angkot di Kota Piru karena harga Ojek terlalu mahal, ” cetusnya.
Menurut Tuasuun untuk ijin trayek dalam Kota Piru sudah ada, tetapi belum ada pengusaha angkutan yang berani mengoperasikan kendaraannya, karena itu Pemda SBB lewat Dinas Perhubungan akan mengoperasikan kendaraan perintis dari Dishub SBB untuk membuka jalur tersebut.
” Nanti Beta cek Dinas Perhubungan dolo, kalau bisa kendaraan perintis bisa jalan pelan – pelan dolo, sambil Katong harapkan pihak pengusaha angkot Swasta untuk masuk , karena harga ojek terlalu tinggi sehingga cukup membebani Masyarakat” jabarnya (SM-NKSBB).