Oleh :
Nanang Mubarok
SABUROmedia — Pemuda adalah ujung tombak perubahan. Dalam setiap babak sejarah bangsa, peran pemuda selalu hadir sebagai pelopor, penggerak, dan penjaga nilai. Maka di Hari Bumi ke-55 tahun ini, kami di DPP BKPRMI menyerukan aksi nyata: Gerakan Nasional Menanam 1.000.000 Pohon.
Kenapa menanam pohon? Karena ini bukan sekadar menanam batang dan daun. Ini adalah menanam harapan. Menanam keberlanjutan. Menanam tanggung jawab generasi terhadap bumi yang mulai renta karena ulah manusia.
Sebagai organisasi kemasyarakatan masjid, BKPRMI percaya bahwa masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat gerakan sosial dan lingkungan. Sudah saatnya pemuda remaja masjid bukan hanya sibuk dengan kegiatan internal, tapi juga tampil di garis depan menjaga lingkungan.
Di tengah krisis iklim global yang makin nyata, pemuda tidak bisa diam. Kita harus hadir. Kita harus bergerak. Dan kita mulai dari hal yang paling mendasar: menanam pohon.
Ini bukan gerakan musiman. Ini adalah bagian dari jihad ekologis. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Bukhari, “Jika hari kiamat hampir tiba dan di tanganmu ada benih pohon, maka tanamlah.” Itu pesan tegas bahwa selama kita masih punya daya, harus tetap berbuat baik. Bahkan menanam pohon pun punya nilai akhirat.
Gerakan ini juga menjadi bentuk nyata dari konsep Islam tentang khalifah fil ardh—pemimpin di bumi. Pemimpin itu tugasnya bukan mengeksploitasi, tapi merawat. Bumi ini bukan warisan, tapi titipan. Dan setiap titipan harus dijaga dengan penuh amanah.
Kami juga ingin menyampaikan bahwa agama dan lingkungan bukan dua kutub yang terpisah. Justru nilai-nilai keagamaanlah yang bisa menjadi energi penggerak kesadaran ekologis. Dalam Islam, disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari, disebutkan, “Setiap pohon yang kita tanam dan memberi manfaat—baik dimakan burung, manusia, atau hewan—akan menjadi sedekah jariyah.” Luar biasa!
Gerakan ini sejalan dengan tema nasional Hari Bumi 2025: “Energi Kita, Planet Kita.” Energi pemuda adalah bahan bakar perubahan. Planet ini harus dijaga oleh semangat gotong royong, bukan dibiarkan rusak oleh keserakahan.
Kami mengajak seluruh kader, guru ngaji, remaja masjid, dan masyarakat luas untuk ikut ambil bagian. Mari kita buktikan bahwa pemuda masjid tidak hanya cakap dalam diskusi, tapi juga tangguh dalam aksi.
Ini bukan soal siapa yang paling banyak menanam, tapi siapa yang paling konsisten menjaga. Bismillah, kita tanam, kita rawat, dan kita persembahkan bumi yang lebih hijau untuk generasi selanjutnya.
*** Penulis adalah Ketua Umum DPP BKPRMI