SABUROmedia, Piru – Aksi pemblokiran jalan saat ini menjadi Trend bagi Masyarakat di kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) apabila ingin memprotes kinerja pemerintahnya. Sebab, beberapa waktu lalu terjadi pemblokiran jalan oleh masyarakat Desa Kairatu dan Desa Kamarian yang menuntut pergantian penjabat kepala Desa dan merasa tersinggung dengan ucapan bupati.

Kini giliran Masyarakat Desa Piru, kecamatan Seram Barat kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang melakukan aksi pemblokiran Jalan Lintas Seram kota Piru Rabu 9/9/2020 Sekitar pukul 15.20 WIt di Kilometer (KM 1) satu Kota piru. Aksi yang mengakibatkan kemacetan lalulintas sepanjang kurang lebih 2 KM ini menuntut adanya perhatian Pemerintah Kabupaten SBB menyusul adanya banjir bandang yang melanda kota piru dalam beberapa hari terakhir dan merendam puluhan rumah warga.

Warga Kilometer (KM 1) satu Desa Piru menuntut bupati SBB M. Yasin Payapo untuk turun ke lokasi banjir guna melihat kondisi masyarakatnya. ” Kami minta Bupati hadir disini baru palang dibuka “, teriak salah satu

Sekretaris Daerah (Sekda) SBB, Ketua DPRD, Kabag Tata kelola Pemerintahan, Camat Seram Barat, Penjabat Kepala Desa Piru, Anggota TNI dan Polri mencoba berdialog dan mediasi dengan warga untuk membuka blokade jalan, namun warga bersikeras tidak mau membukanya sebelum tuntutan mereka dipenuhi.

Tinus Kaya, salah satu warga yang rumahnya terdampak banjir mengatakan, banjir terjadi akibat luapan air dari kali Amarale dan sudah terjadi beberapa tahun terakhir, namun tudak ada perhatian dari Pemkab SBB guna mengatasinya. ” Sejak 2018 lalu, pemkab janjikan normalisasi kali tersebut, namun sampai saat ini tidak ada. Untuk itu kami minta Bupati hadir disini untuk melihat kondisi ini “, kata Kaya.

Sementara itu, salah satu pengguna jalan yang dimintai tanggapannya terkait pemblokiran jalan tersumebut mempertanyakan hubungan antara banjir denga blokir jalan yang secara langsubg menghambat perjalanan masyarakat. ” Hubungan antara Banjir dan Blokir itu dimana? Kalau nasyarakat setempat merasa tidak diperhatikan, kenapa tidak samapikan kepad penerintah kabupaten atau unjuk rasa dikantor bupati. Bukan dengan memblokir jalan seperti ini yang jelas-jelas menghambat perjalanan masyarakat. Ini yang saya sesalkan “, kata pelaku pebgguna jalan yang tidak bersedia namanya dipublis itu.

Setelah aksi pemblokiran jalan tersebut dilakukan kurang lebih selama 3 jam, terlihat Bupati SBB M. Yasin Payapo datang ke lokasi aksi menemui warga. Setelah berdialog dan mendengar semua keluhan masyarakat, orang nomor 1 SBB tersebut langsung memerintahkan Kepala Dinas PUPR SBB untuk melakukan antisipasi banjir. Mendengar apa yang disampaikan Bupati, akhirnya warga bersedia membuka blokor jalan sekitar pukul 17.15 WIT dan sampai berita ini dikirim aktifitas lalulintas sudah kembali normal. (SM/JP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *