SABUROmedia, Ambon – COVID 19 merupakan sebuah penyakit atau Virus yang sampai saat ini masih belum masih menjadi Misteri dan penuh dengan sejuta teka-teki. Jikalau diibaratkan sebagai sebuah Film, maka COVID 19 adalah sebuah adegan dengan sekali Action-nya dapat melumpuhkan seluruh permukaan jagad raya.

Bermula dari Wuhan di Negeri China, Negara yang biasa dijuluki sebagai Negara Tirai Bambu yang terletak di Asia Timur dengan jumlah penduduk 9,69 juta dan menjadikannya sebagai Negara terbesar ke-3 di dunia.

COVID 19 sendiri dikenal dengan empat varian, yaitu Alfa, Beta, Gama, dan Delta. Hanya saja yang dapat menginfeksi Manusia adalah Varian Alfa dan Beta, virus varian Beta sendiri mempunyai efek yang paling mematikan dari sejumlah varian yang lain.Virus yang bermula dari Negara China ini termasuk dalam Varian Beta.

Berdasarkan tipenya, para ahli mengatakan bahwa virus ini persis dengan virus yang ada di hewan kelelawar. Alhasil tidak sedikit orang yang berani menjudge bahwa asal usul COVID 19 berasal daripada Hewan ini. Kasus Virus Corona terkait dengan Kelelawar, hal ini bukan pertama kali baru terjadi sekarang ini melainkan sudah terjadi sejak tahun 2012 yang lalu.

Seorang Dokter ahli Mikrobiologi, Ali Muhammad Zaki yang pernah temukan Virus Varian yang berkaitan dengan Mamalia ini. Saat itu Dokter Ali masih bekerja sebagi dokter di rumah sakit Dr. Soliman Fakeeh, Arab Saudi pada tahun 2012.

Mengutip dari The Guardian, dokter Ali diminta untuk mengidentifikasi virus di dalam tubuh seorang pasien berusia 60 tahun yang tengah dirawat karena mengalami pneumonia parah. Dalam tes laboratorium pertama kali, dokter Ali gagal mengidentifikasi virus tersebut. Sehingga, dia mengirim sampel virus yang dimilikinya ke laboratorium virologi Erasmus Medical Centre di Rotterdam, Belanda.

Sambil menunggu hasil EMC memeriksa, Ali mencoba kembali tes laboratorium terhadap virus itu dan hasilnya positif. Penelitian menyebut bahwa pasien terinfeksi patogen yang disebut virus Corona, sejenis SARS.

Mengetahui hal itu, Zaki lantas mengirim email ke EMC untuk mengumumkan bawah ada sebuah virus bernama Corona yang belum pernah diketahui sebelumnya.

Zaki juga mengunggah temuannya di proMED, sistem pelaporan internet yang dirancang untuk secara cepat berbagi rincian penyakit menular dan wabah untuk mengingatkan ilmuan lain.

Singkat cerita.

Melansir Nature, otoritas Arab Saudi mengklaim Zaki melakukan penelitian ilegal, termasuk saat mengirim sampel virus ke Belanda. Wakil Menteri Kesehatan Arab Saudi, Ziad Memish menegaskan bahwa prosedur nasional mewajibkan untuk melaporkan potensi patogen baru.

Dari hasil usahanya, dia dianggap melakukan tindakan Ilegal dan akhirnya dipecat.

Terkait hal tersebut, Dr. Ali mengatakan bahwa dirinya sudah benar-benar mematuhi segala prosedur. Bahkan Dr. Ali sempat mengeluarkan Statement bahwa:

“Tanggung jawab saya berhenti mengirim sampel dan memberi mereka data klinis, dan merekalah yang kemudian harus memutuskan apa yang harus dilakukan,”(**)

Oleh:Handi Darusman Sella

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *