Oleh : Yuyun Dauf (Ketua Kohati Cabang Ambon)
SABUROmedia, Ambon – Saya ingin memulai tulisan ini dengan pertanyaan,
Kenapa harus kartini ??
Tidak Cut nyak dien,!
tidak cut nyak mutia ,!
Atau tidak cristina marta tiahahu???
Mereka semua adalah pahlawan perempuan indonesia yang turut andil dalam memerdekakan indonesia.
Kita mengetahui dengan jelas bagaimana perjuangan perempuan-perempuan hebat itu dalam perjuangannya yang sampai saat ini jejaknya masih tertinggal dalam kitab-kitab sejarah perjuangan bangsa. Tapi kenapa dalam 12 bulan 365 hari dalam kalender kita hanya ada satu pahlawan perempuan yang terspesialkan yaitu Kartini .
Setiap 21 april kita akan terus mengenangnya sebagai hari perjuangan perempuan indonesia.
Lantas apakah perjuangan pahlawan-pahlawan perempuan lain tidak ada artinya dalam sejarah perjuangan bangsa ini.???
Lalu siapakah sebenarnya kartini ???
Raden Ajeng kartini berasal dari kalangan priyayi, atau kelas bangsawan Jawa. Ia lahir di Jepara pada 21 April 1879. Ia kemudian meninggal pada usia 25 tahun, di Rembang, 17 September 1904.
Sepintas dari biografinya ada beberapa aktivis perempuan yang mengklaim bahwa keistimewaan yang diperoleh oleh kartini tak lain karena beliau adalah anak bangsawan.
Namun menurut saya letak perbedaan kartini dengan pahlawan lainnya bukan pada status sosialnya namun terletak pada isi kepalanya.
Raden Ajeng kartini berbeda karena gagasannya. Kartini satu-satunya pahlawan perempuan yang membela emansipasi perempuan.para pahlawan perempuan selain Kartini itu lebih tepat disebut pahlawan kolonial. Karena mereka, seperti Cut Nyak Dien atau Martha Christina Tiahahu, berjuang mengusir dan menghadapi penjajah kolonial yang mengambil tanah dan kerajaan serta privilege (kehormatan) kebangsawanan mereka. Mereka belum sampai pada gagasan emansipasi perempuan secara luas. Sedangkan Kartini hadir untuk menggagas pembebasan perempuan.Beliau berpikir tentang kebebasan perempuan.
Saya tidak mendiskriminasikan pahlawan perempuan lainnya namun menurut saya kartini bukanlah pahlawan pada masa penjajahan tapi beliau adalah pahlawan perempuan indonesia. Karena yang dibutuhkan perempuan bukan hanya terbebas dari penjajahan agar bisa leluasa mengelolah domestik rumah tangga dengan baik tapi yang dibutuhkan perempuan adalah kebebasan yang sama dalam mengenyam pendidikan dan status yang sama dalam kehidupan sosialnya.
Perempuan harusnya mempunyai fungsi yang sama dalam kemajuan bangsa indonesia.
Oleh karena itu sebagai tunas bangsa perempuan marilah terus mengaktifkan otak kita, jangan teriak minta kesetaraaan dalam otot tapi bertindaklah agar kita setara dalam otak (berfikir)
Selamat hari kartini untuk perempuan-perempuan yang masih berfikir.(**)