SABUROmedia, Ambon — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ambon melaksanakan kegiatan Talkshow Mendiskusikan Maluku ; Mengapa Penting Membicarakan Maluku di Pemilu ? di Baileo Cafe, Kelurahan Tihu Kecamatan Teluk Ambon, Rabu (23/08/2023).
Nama Maluku kembali mencuat dalam forum diskusi publik yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ambon, bersama salah seorang juru bicara Bakal Calon Presiden (Bacapres) dan salah seorang aktifis, yang mana kegiatan itu berlangsung kemarin.
Dalam kegiatan yang dilakukan itu, nama Maluku menjadi fokus utama dalam perbincangan, terkait peran Maluku pada proses Pemilihan Umum yang nantinya akan berlangsung di Indonesia.
Salah satu pembicara dalam kegiatan diskusi, Rusdi Abidin., SE – Akademisi Unpatti mengungkapkan, kalau dia diminta menjadi salah satu pembicara untuk diskusi publik bersama dua orang Pembicara lainnya, yang mana salah satu pembicaranya berasal dari Jakarta, yang juga merupakan Juru Bicara salah satu Bakal Calon Presiden, Bung Billy David Nerotumilena namanya, serta Bung Benico Ritiauw yang merupakan aktifis atau Pemuda Maluku.
Dalam kegiatan yang dilakukan itu, Abidin dan pembicara tersebut membicarakan terkait peran Maluku serta pikiran tetang apa yang diinginkan dari Pemilu 2024 dan Bacapres, dengan sub tema pembicaraan ” Menegosiasikan Ulang Posisi Politik Maluku : Refleksi dan Kritik terhadap Kondisi Ketimpangan Maluku”.
Namun sub tema yang diberikan tersebut diubah Abidin Dari “Mengapa Penting Membicarakan Maluku di Pemilu ? “. Menjadi “Membicarakan Pemilu Untuk Maluku”. Masukan itu bukan merubah. Tapi mempertegas subtansi pembicaraan disaat diskusi.
“ Saya menyampaikan masukan terhadap tema, dalam pandangan saya, tidak perlu ada pertanyaan untuk membicarakan Maluku di Pemilu. Sebab logikanya tidak mungkin hanya di moment Pemilu baru kita bicara Maluku. Kalau tidak pemilu tidak lagi bicara Maluku, ungkap Abidin.
“ Memperjuangkan keadilan, keberpihakan, kemajuan Maluku harusnya setiap saat, setiap waktu secara berkala. Itu bentuk kepedulian kepada Maluku, tidak boleh tiba-tiba atau karena ada momentum pemilu baru kita bicara. Itu pertama.
Kedua, kenapa setiap saat atau secara berkala membicarakan maluku. Sebab di dalamnya ada bentuk evaluasi terhadap periode berkuasa yang sedang berlangsung. Mustahil kita mengharapkan yang terbaik, sementara yang ada tidak pernah kita bicarakan secara evaluatif dan reflektif.
Ketiga, pemilu adalah agenda regulatif nasional dan Maluku ada dalam penyelengaraan Pemilu. Maka otomatis maluku menjadi penting dalam penyelenggaraan Pemilu dan sebaliknya Pemilu penting bagi kelangsungan Maluku, tutur Abidin.
Sementara Juru Bicara Bakal Calon Presiden Billy David Nerotumilena dalam uraiannya menyinggung soal peran politik dan ketimpangan, serta menyemangati forum diskusi yang lebih pada pesan moril.
Di lain sisi Benico Ritiauw yang merupakan aktifis atau Pemuda Maluku, dalam narasinya pada diskusi tersebut, lebih berfokus pada bagaimana keharusan posisi dan peran politik kaum muda Maluku dalam Pemilu.
Sementara Abidin sendiri menyampaikan pikiran politik tentang Bacapres yang lebih berkutat di dataran Jawa dan Indonesia barat, soal kepentingan untuk merebut kekuatan elektoral tapi terlihat kering ide historis kebangsaan dan ide pembangunan serta mengatasi sistem demokrasi saat ini tidak berkeadilan, kesetaraan.
Sebelum menutup materinya, Abidin berharap kepada Nerotumilena agar bisa menjadi kaum muda yang merepresentasi timur atau agen politik timur yang handal di tokoh bacapres. Serta ia juga menyampaikan terima kasihnya kepada Nerotumilena karena sudah berdiskusi dengan anak muda Maluku. (SM)