SABUROmedia, Bursel — Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Buru Selatan menggelar Musyawarah Ke-II Tahun 2023, berlangsung di Ruang Gedung Serba Guna Namrole, Sabtu, (20/5/2023).
Musyawarah Ke-II Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Buru Selatan tersebut secara resmi dibuka Bupati Buru Selatan Hj. Safitri Malik Soulisa.
Bupati Buru Selatan Hj Safitri Malik Soulisa dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten II Setda Pemda Bursel Ibrahim Banda Mengatakan, Muhammadiyah adalah salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia dan bahkan Muhammadiyah adalah satu-satunya organisasi di dunia yang memiliki aset terbanyak yang tercermin pada amal usaha baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun sosia.
Selanjutnya dibacakan Banda, Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan amal Maruf Nahi Mungkar dalam usia 111 tahun 6 bulan saat ini, dan telah menorehkan sejarah bagi perkembangan peradaban umat manusia di Indonesia dan bahkan di dunia.
Kemudian dijelaskan Banda, Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan yang bermisi tajdid dengan watak modern dan reformasi di abad kedua, menjadi tanggungjawab warga persyarikatan terutama pimpinan pada semua tingkatan dan lini organisasi.
Diharapkan Banda, Muhammadiyah dan Aisyiyah sebagai organisasi keagamaan, maka diharapkan dapat menjadi perekat dari keberagaman etnis dan suku bangsa yang ada di Indonesia, dan terkhususnya di Kabupaten Buru Selatan.
” Dan dikatakan Banda (Asisten II), Muhammadiyah dan Aisyiyah harus terus berinovasi, berkontribusi bagi kelangsungan pembangunan bangsa serta peradaban manusia, dan yang utama adalah pembangunan dan peradaban manusia di bumi Lolik Lalen Fedak Fena ini.
Melalui kesempatan yang berbahagia ini, saya menyambut baik atas pelaksanaan musyawarah Ke-II Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Buru Selatan pada hari ini, sehingga pada musyawarah daerah ini dapat memilih pimpinan daerah serta dapat merumuskan program kerja untuk periode mendatang,” pintanya.
Tambahnya, program kerja yang sebentar nanti disusun agar dapat disesuaikan dengan kearifan lokal yang bersifat inovatif serta konstruktif, sehingga dapat berkolaborasi maupun bersinergi dengan pemerintah daerah guna melaksanakan terobosan dalam proses pembangunan daerah, demi mewujudkan Keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat Kabupaten Buru Selatan.
Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Buru Selatan harus menjadi role model bagi moderasi kehidupan keagamaan di Buru Selatan dan harus mampu membawa kesejukan, kedamaian, baik sesama organisasi Islam maupun dengan organisasi keagamaan lainnya guna menjadikan daerah ini sebagai daerah yang nyaman bagi semua orang, daerah yang bersih dari sikap intoleran, daerah yang rukun dan menjadi pilar Kai Wait serta peradaban bangsa,” tutupnya. (SM/AL)