SABUROmedia, Jakarta – Polemik dua kubu ASITA (Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies)  2 tahun belakangan ini berakhir setelah pencabutan gugatan yang dilakukan oleh Hasiana dan I Ketut terhadap Ketua Umum DPP Asita hasil Munaslub Asita pada Februari 2019 Nunung Rusmiati, terkait Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART).

Pencabutan gugatan itu telah diputuskan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, No. 830/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Sel, tertanggal 26 November 2021 dan baru diterima 28 Desember 2021.

Dimana sebelumnya Rusmiyati terpilih sebagai Ketua Umum DPP Asita Periode 2019 – 2024, dimana periode sebelumnya sebagai Sekretaris Jenderal DPP ASITA berdasarkan hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Dewan Pimpinan Pusat ASITA di Hotel Alila Jakarta, 26 – 28 Februari 2019 yang lalu dengan meraih dukungan 79 suara, mengalahkan Hasiyanna S. Ashadi, Ketua DPD ASITA DKI Jakarta yang hanya memperoleh 65 suara pada saat itu.

Ketua DPD Asita Provinsi Maluku, Ahmad Ilham Sipahutar., M.Si bersama Ketua DEPETA Asita Provinsi Maluku, Andreas Soenarko kepada media, Jumat (31/12/2021) menjelaskan dengan pencabutan gugatan terhadap Nunung Rusmiyati sebagai Ketua Umum DPP Asita hasil Munas 2019 itu, maka saat ini tak ada lagi kepemimpinan lain selain Ketua Umum Rusmiyati maupun DPD Asita Maluku yang dipimpin oleh Ilham Sipahutar dengan Sekretaris Firlian Gunawan – PT TX Manise Travel serta Bendahara Nur Dania dari PT Pesona Dian Jaya.

“ Sah, Sejak keluarnya putusan PN Jaksel itu, maka dualisme di tubuh Asita yang terjadi sejak 2 tahun belakangan ini, berakhir sudah. Asita hanya satu dengan Ketua Umum Nunung Rusmiyati,” jelas Ilham, Ketua DPD Asita Maluku Periode 2020 – 2025 ini.

Sejalan dengan hal itu, Ilham mengajak seluruh anggota Asita Maluku yang ikut bersama – sama di Musda Asita Maluku Tahun 2020 yang lalu, yang dihadiri Ketua Umum DPP Asita Dr Nunung Rusmiyati, Kadis Pariwisata Maluku maupun stakeholder terkait, berharap merapatkan barisan kembali untuk tumbuh dan kembang bersama dalam ikut mendukung kemajuan Pariwisata daerah.

Hal ini penting ditengah keterpurukan anggota Asita maupun sektor Pariwisata secara umum, dan masih kurangnya perhatian Pemerintah bahkan terkesan Pemerintah khususnya OPD Teknis jalan dengan agenda – agendanya sendiri tanpa melibatkan peran Assosiasi yang ada selama ini.

“ Dengan bersama-sama, kita bisa saling bersinergi dan berkolaborasi. Karena ada anggota Asita itu yang khusus bergerak di bidang bus pariwisata, ada yang di perhotelan, ada yang biro perjalanan dan umroh maupun lainnya. Nah, dengan bersatu, maka kita bisa saling support satu sama lain demi bangkitnya kembali industri pariwisata yang akan berdampak pada pelaku UMKM di Maluku khususnya,” ujar Ilham, dari Saburo Tour dan Travel ini.

Ketua Dewan Tata Krama (DEPETA) DPD Asita Maluku, Andreas Soenarko, menjelaskan bahwa tugas Asita itu adalah, pertama mengumpulkan pengusaha yang bergerak di bidang pariwisata, dan mengaturnya untuk saling bekerjasama. Karena, masing masing pelaku wisata punya program, tapi terkadang tidak punya fasilitas pendukungnya.

Kedua, lanjutnya yang biasa disapa Kho Andre ini, DPD Asita juga berkewajiban memberi masukan kepada Pemerintah, khususnya Bapak Gubernur dan stakeholder lainnya untuk membenahi berbagai kebijakan kepariwisataan selama ini, yang dirasakan belum maksimal. Karena, sebagai pelaku usaha sektor riil, tentu anggota Asita lebih tahu kondisi lapangan atau keluhan keluhan para wisatawan yang ada.

“ Nah, hal-hal atau kondisi dilapangan inilah yang disampaikan pada pemerintah atau stakeholder terkait untuk pembenahan-pembenahan serta perbaikan, apakah pembenahan objek wisata khususnya fasilitas MCK serta ketersediaan Home Stay, perbaikan pelayanan terhadap wisatawan maupun perbaikan infrastruktur sehingga wisatawan mendapatkan kenyamanan saat berkunjung ke Maluku nantinya. Karena hal ini akan berkorelasi dengan meningkatnya kunjungan Wisatawan yang akan berdampak bagi PAD,” ungkap Owner PT Matras Travel ini.

Senada dengan beliau, anggota DEPETA lainnya Rasyid Mewar menambahkan Asita juga bisa membuat roadmap pariwisata Maluku yang bisa dijadikan guidance oleh Pemerintah untuk program pengembangan pariwisata ke depannya.

“ Karena, dengan telah melandainya pandemi, maka tahun 2022 ini kita berharap sebagai tahun recovery dunia pariwisata, khususnya di Maluku. Karena, bagaimana pun dunia pariwisata punya multiplayer effect yang banyak, baik ke bidang usaha pertanian, perikanan, peternakan, termasuk pada UMKM yang belum bergerak di bidang kerajinan. Karena itu, dengan bersatunya pelaku usaha pariwisata, banyak kontribusi yang bisa diberikan kepada masyarakat khususnya dibidang ekonomi, terutama industri kreatif,” tutup mantan anggota DPRD Kota Ambon ini (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *