SABUROmedia — Ketua Majelis Latupati Maluku 44 tahun menjadi raja, bukanlah waktu yang singkat. Itu dialami Jou (Raja) Negeri Urung di Kabupaten Seram Bagian Timur, Ibrahim MH. Wokas. Hampir setengah abad dia menjadi raja di negerinya, Urung.
Sejak berusia 23 tahun, tepatnya tahun 1977, dia diangkat sebagai raja, menggantikan ayahnya Mohammad Haris Wokas yang sebelumnya juga raja. Selain menjabat sebagai Raja Urung, tahun 2017 ia dipercayakan oleh 554 raja-raja se-Maluku untuk menjadi Ketua Majelis Latupati Maluku.
Semasa hidupnya, Jou Wokas, pernah dua kali menjadi anggota DPRD Maluku Tengah, saat Seram Bagian Timur masih menjadi bagian dari wilayah administratif kabupaten Maluku Tengah.
Figur kharismatik ini termasuk profil orang tua yang sukses. Dia berhasil mendidik dan mengantarkan anak-anaknya meraih mimpi mereka.
Putra pertamanya, Ari HD Wokas, SH, MH, saat ini jaksa di Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan. Sebelum bertugas di Kalimantan, Ari sempat menjadi Kasipidsus Kejari Ambon. Putra keduanya, Adhytia D. Wokas, ST, MT, mengabdi sebagai aparatur negeri sipil di Pemkab SBT.
Putra ketiganya, dr. Ardhy N. Wokas, MSC, MSCH, PHD, baru menyelesaikan studi doktoralnya di Harvard University, Amerika Serikat. Ardhy yang berprofesi sebagai dokter sebelumnya menyelesaikan studi magisternya di London University, Inggris. Sepulang dari Amerika Serikat, dia kini CEO di Siaga Medica Hospital Grop, sebuah rumah sakit swasta kerjasama Dubai dan Malaysia di Semarang, Jawa Tengah
Satu-satunya anak perempuan Jou Wokas yang merupakan bungsu dari empat bersaudara, Amalia H. Wokas, ST, sementara menyelesaikan studi magister geologi di Milan, Italia.
Berhasil mengantarkan anak-anaknya studi, membuat Jou Wokas tergerak mendirikan lembaga pendidikan di daerahnya. Bagi dia, pendidikan sumberdaya manusia adalah determinan factor untuk membangun sebuah bangsa dan daerah.
Tahun 2014, dia mendirikan yayasan pendidikan yang mengoperasionalkan STIKIP Ita Wotu Nusa. Dua kali sudah kampus yang baru memiliki tiga program studi itu menelurkan dua angkatan wisuda.
“Daerah kita akan maju dan berkembang kalau kita memperhatikan pendidikan anak-anak kita. Saya juga merasa bertanggungjawab untuk menyiapkan sumberdaya manusia dengan membangun generasi lewat pendidikan. Motivasi ini yang mendorong saya membangun STIKIP Ita Wotu Nusa di Bula,” kata Jou Wokas ketika kami bincang-bincang santai saat santap siang di salah satu restorant di Teluk Ambon, siang tadi. (SM-AT)