SABUROmedia, Piru – Pengrusakan Fasilitas yang terjadi di kantor DPRD dan kantor Bupati SBB dalam aksi unjuk rasa kaum intelektual yang tergabung dalamAliansi Mahasiswa Taniwel Raya (ANTARA) (Senin, 7/12) dinilai konyol dan tidak terpuji sama sekali, bahkan memalukan. Pernyataan ini disampaikan Koordinator Forum Pemerhati Saka Mese Nusa (FPSMN), Yanto Lemosol.
” Mereka yang Berteriak anak Adat, mereka yang berteriak kaum Intelektual, Bikin Malu Orang Taniwel Raya, ” tegas Lemosol pada rilis yang diterima saburomedia.com,Selasa,8/12/2020.
Menurutnya, Demonstrasi adalah hal ikwal dalam menyampaikan pendapat didepan umum yang diatur dalam aturan Perundangan-undangan Di Republik ini, akan tetapi Selaku Warga negara yang Baik kita juga harus taat terhadap aturan-aturan Hukum di maksud Sehingga tidak semena-mena melakukan hal-hal yang tidak beretika itu. Dimana,tindakan pengrusakan Fasilitas Pemerintah berupa Pengrusakan Sebagian Fasilitas Kantor DPRD dan Kantor Bupati SBB itu adalah Pelangaran Hukum.
” Untuk itu, Kami meminta Pemerintah Dan DPRD SBB Tetap Mempresur tindakan yang di duga Melanggar aturan itu, agar ada efek jera bagi para pelaku, ” Pintanya.
Lemosol mengatakan, daerah ini milik semua orang SBB. Semestinya dijaga dan dirawat secara bersama, termasuk Kantor Bupati dan DPRD, karena itu merupakan ikon serta maruwah Saka Mese Nusa. ” Selayaknya kita jaga bersama dan hargai ini, bukan seenaknya melakukan hal-hal yang justru mencederai ini Daerah.” Pungkas Lemosol
Lemosol menyesalkan peristiwa pengrusakan saat aksi unjuk rasa yang dilakuakn ANTARA di Kantor DPRD dan Kantor Bupati SBB kemarin (7/12). ” Semestinya kita tetap tembantu pemerintah dalam menjaga daerah dan Fasilitasnya. Sehinga oemerintah tetap berkonsentrasi dalam membangun daerah. Dengan Mengawal semua Proses Pemerintah dan pembagunan yang sementara terus di Kerjakan oleh pemerintahan saat ini.” Sesalnya (SM/JP)