Oleh: Alfaro Muhammad (Calon Ketua BEM Fakultas Kedokteran Unpatti)

SABUROmedia, Ambon – Pada akhir tahun 2019, terdapat berita yang sangat menghangatkan jagat media, yaitu mengenai mewabahnya covid-19 di kota wuhan, china. Diketahui bahwa wabah penyakit yang bernama Novel Coronavirus-19 berawal ketika seseorang terjangkit virus corona dari hewan yang diperdagangkan di pasar seafood Huanan, kota Wuhan, provinsi Hubei, China.

Kisah tersebut kemudian berkembang menjadi tragedi memilukan dalam sejarah umat manusia. Bermula dari infeksi di Wuhan, Covid-19 kini telah menyebar ke seluruh dunia dan menewaskan hampir 916 ribu orang. Namun, terdapat beberapa aspek misterius tentang asal mula Covid-19 yang masih terus digali oleh para ilmuwan. Termasuk spesies hewan apa yang sebenarnya menularkan virus ini kepada manusia. Hal ini menjadi sangat penting. Sebab dengan mengetahui aspek yang masih simpang-siur hingga saat ini, kemungkinan terjadinya pandemi berikutnya bisa dicegah.

Kendati demikian, jumlah kasus postive corona di indonesia per 12 september 2020 mencapai angka 215 ribu orang (situs website kemenkes). Hal ini tentu saja merupakan suatu permasalahan besar bagi seluruh perangkat pemerintahan maupun masyarakat. Perlu adanya sinergitas diantara seluruh lapisan masyarakat, saling gotong royong membantu mencegah penyebaran wabah penyakit ini. Baik itu tenaga profesi dokter, perawat maupun aparat seperti TNI, dan Polri yang juga turut mengamankan tatanan masyarakat.

Jika kita merujuk pada peran pemerintah atau kebijakan apa saja yang telah dikeluarkan pemerintah dalam menanggapi hal tersebut, banyak yang memprotes dan tidak setuju dengan kebijakan yang dilakukan yang berasal dari kalangan masyarakat miskin, pekerja tidak tetap, mahasiswa dan masyarakat kurang mampu lainnya. Banyak kebijakan yang dianggap masih harus diperbaiki dan diluruskan. Sebab kebijakan-kebijakan tersebut hanya berasal dari satu pandang aspek ekonomi, dan juga stabilitas negara. Pertanyaan terbesar adalah apakah dengan kebijakan tersebut pemerintah dapat mencegah dan memotong peta penyebaran virus covid-19 ini. Tentu saja yang dapat menjawab hal tersebut adalah kembali dari kerjasama segala elemen masyarakat.

Kebijakan yang paling kontroversial dari pemerintah adalah, tidak dilakukannya karantina wilayah atau biasa disebut lockdown suatu wilayah, yang tentu saja negara-negara maju lain yang telah terbukti memotong peta penyebaran covid juga melakukan hal tersebut. dengan dalih atas penyelamatan stabilitas ekonomi dan juga keamanan, pemerintah mengusulkan sebuah opsi yang juga dinilai kurang efektif dalam menekan angka penyebaran wabah tersebut. yaitu dikeluarkannya aturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan Darurat Sipil jika dikemudian hari PSBB tersebut gagal dalam menekan angka penyebaran wabah tersebut.

Mahasiswa kedokteran dalam hal ini sebagai agent of change dan social control yang sebagaimana adalah representasi aspirasi dari masyarakat, tentu saja memiliki peran, tugas, tupoksi, dan tanggung jawab tersendiri dalam menangani penyebaran covid-19 ini. Mahasiswa kedokteran pre-clinic maupun clinic tentu saja harus memiliki sumbangsih tersendiri dalam membantu mencegah dan memotong penyebaran wabah covid-19 ini. Seperti contoh melakukan edukasi yang tepat dan juga menyuarakan ke seluruh lapisan masyarakat.

Kendati mahasiswa kedokteran pre-clinic maupun clinic belum bisa untuk menangani pasien secara langsung tanpa didampingi supervisi atau tenaga ahli profesi, seperti yang telah diatur dalam UU Tenaga Kesehatan dan juga sesuai kode etik kedokteran. Maka, satu-satu nya kegiatan yang dapat dilakukan mahasiswa kedokteran adalah memberikan edukasi yang tepat dan terkait mengenai covid-19. Baik itu mengenai edukasi mengenai pencegahan kontak langsung, cuci tangan 7 langkah yang saya pikir pun masih banyak orang yang belum mengetahuinya, maupun beberapa tindakan asepsis yang berhubungan dengan pencegahan covid-19.

Edukasi yang diberikan pun dapat diberikan secara online ataupun secara offline, namun tetap mengikuti anjuran pemerintah yaitu tidak membuat kerumunan dan hindari kontak langsung. Edukasi secara online yang tepat juga bisa dengan membuat satu diskusi-diskusi di ruang-ruang online dengan mengundang tenaga spesialis untuk memberikan pengarahan dan pengetahuan yang tepat seputar wabah ini. Selain itu juga perlu adanya publikasi dan ajakan kepada seluruh masyarakat dengan Propaganda Isu, agar sekiranya target dari dilaksanakannya diskusi tersebut dapat diketahui seluruh kalangan masyarakat

Propaganda isu yang tepat dilakukan adalah dengan menarik minat seluruh masyarakat sebanyak-banyaknya, Kemudian juga dapat dilakukan dengan mengundang para influencer atau tokoh terkenal, sehingga diharapkan banyak yang tertarik untuk melakukan diskusi-diskusi tersebut. karena seperti kita ketahui, banyak diskusi yang bisa dibilang tidak tepat sasaran akibat dari kurangnya minat masyarakat dalam mengikutinya.

Hal positif yang didapat dari diskusi selain mendapatkan pengetahuan baru juga turut dapat mengasah nalar-nalar kritis kita sebagai mahasiswa. Yang dimana mahasiswa juga harus turut serta mengkritisi segala kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro terhadap masyarakat. Terlepas dari mahasiswa kedokteran yang nantinya akan menjadi tenaga profesi dokter, sejatinya mahasiswa kedokteran adalah mahasiswa, yang memiliki fungsi sebagai agent of change (agen perubahan) dan social control (kontrol sosial) dan membawa perubahan terhadap masyarakat. Serta mahsiswa juga memiliki fungsi sebagai penyambung lidah masyarakat. Sehingga peran mahasiswa sangat lah penting dalam mencegah dan memotong rantai penyebaran covid-19 ini.

Salah satu langkah konkret dalam membantu program pemerintah adalah dengan melakukan edukasi yang cepat dan juga tepat. Dan diberlakukan nya sanksi yang mengikat sehingga timbulnya efek jera bagi para pelaku perjalanan. Kemudian juga dilakukan nya prosedur karantina wilayah secara Parsial (yaitu karantina yang hanya beberapa tempat saja) dengan menutup jalur-jalur transportasi sehingga orang dengan tidak mudah dapat berpergian. Sehingga diharapkan indeks penyebaran covid-19 ini dapat dicegah dan juga berjalan dengan baik.

Sebagai konsekuensi logis mahasiswa yang dimana sebagai kaum intelek dan juga penyambung lidah masyarakat, maka sudah sewajibnya mahasiswa juga ikut dan turut berpartisipasi sebagai agen-agen perubahan. Dalam hal ini mahsiswa kedokteran, dapat menjadi agen perubahan ditengah permasalahan yang sedang terjadi dengan menjadi edukator yang memberikan edukasi, pengetahuan dan juga meluruskan stigma-stigma negatif dan persepsi masyarakat yang salah mengenai covid-19. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi agen pembaharu dan juga dapat bersama-sama dengan lapisan masyarakat lainnya dan juga dengan tenaga-tenaga kesehatan dan juga aparat yang bertugas menangani stabilitas keamanan, sehingga diharapkan wabah penyakit covid-19 ini dapat cepat berlalu.

Masyarakat pun sebaiknya dapat mengikuti segala anjuran pemerintah, dan mendukung program pemerintah dengan cara tidak berpindah tempat dari satu wilayah ke wilayah lain sehingga peta penyebaran covid-19 ini dapat dipantau dengan baik, selain itu, masyarakat dapat mengikuti anjuran pemerintah dengan menghindari kontak langsung, dan juga bekerja di rumah Sehingga dapat menekan penyebaran covid19.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *