SABUROmedia, – Hari ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program guru penggerak, saya pun sebagai ketua umum IGI diminta membuat video testimoni terkait guru penggerak.

Program guru penggerak adalah cara baru Kemdikbud yang selama ini sudah menggunakan segala macam cara namun selalu saja gagal meningkatkan kompetensi guru Indonesia. Melihat perencanaannya program guru penggerak ini akan berjalan beriringan dengan organisasi penggerak yang saat ini dalam proses visitasi untuk pembuktian terhadap seluruh berkas yang telah disetorkan.

Ada harapan dibalik program guru penggerak ini karena menurut kami di ikatan guru Indonesia, cara ini adalah Cara yang ditempuh oleh ikatan guru Indonesia 4 tahun yang lalu ketika mencoba menggerakkan guru-guru Indonesia meningkatkan kompetensi guru Indonesia dalam program pelatihan literasi produktif yang tidak lagi bergantung kepada dosen atau perusahaan-perusahaan dalam meningkatkan kompetensi guru Indonesia tapi berusaha semaksimal mungkin memaksimalkan guru-guru terbaik Indonesia untuk berbagi dan saling menumbuhkan terhadap guru-guru lainnya di seluruh Indonesia.

Gerakan ikatan guru Indonesia ternyata sangat efektif, dalam 3 tahun pertama, ikatan guru Indonesia sukses melatih lebih dari 1,5 juta guru di Indonesia dan berhasil melahirkan lebih dari 1000 guru pelatih yang ternyata dalam kondisi wabah pandemi Covid-19 paling siap dalam menjalankan program pembelajaran yang efektif dan menyenangkan meskipun dalam sistem jarak jauh, bahkan guru-guru pelatih ini bergerak cepat melatih guru-guru lainnya tanpa membutuhkan anggaran negara dan tanpa perlu instruksi dari pemerintah. Dalam kondisi Pandemi Covid-19, hanya dalam 3 bulan Ikatan Guru Indonesia sukses menyelenggarakan 1458 pelatihan guru di hampir seluruh kabupaten kota di seluruh Indonesia secara online dan melibatkan hampir 300.000 guru di seluruh Indonesia.

Pertanyaannya kini adalah mampukah Kemdikbud dengan dana yang begitu besar melampaui capaian ikatan guru Indonesia yang tidak bergantung pada anggaran negara??

Lalu pertanyaan lain yang muncul di benak kami adalah “sebenarnya yang akan digerakkan oleh Kemendikbud ini guru yang mana” mengingat guru Indonesia akan mengalami kepunahan. Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri menyebutkan bahwa jumlah guru Di tahun 2019-2020 untuk jenjang SD hanya 744,763, jenjang SMP hanya 32,530, jenjang SMA hanya 13,755 dan jenjang SMK hanya 7,277. Selebihnya diisi oleh guru-guru dengan status yang tidak jelas dengan pendapatan yang juga tak jelas yang biasa diberi status honorer. Belum lagi ada 72.976 yang akan pensiun 2020 ini, tahun depan ada 69.757 guru pensiun, tahun 2022 ada 86.650 guru pensiun, lalu 2023 ada 83.841 pensiun dan ditahun 2024 78.420 yang pensiun, artinya guru-guru PNS yang dimiliki Indonesia saat ini adalah guru-guru super senior yang sebentar lagi pensiun.

Data ini sangat mengerikan dan faktanya di lapangan sangat banyak sekolah yang jumlah guru PNS hanya satu orang itupun menjabat sebagai kepala sekolah, kejadian itu bukan hanya terjadi di pelosok tetapi juga di perkotaan. Semoga Mas Menteri tak heran dengan kenyataan ini.

Lalu guru mana yang akan digerakkan Kemdikbud untuk program Guru Penggerak ini?

Apakah guru honorer yang status dan pendapatannya tak jelas atau guru-guru yang sudah berada di ambang akhir masa kerja dan segera pensiun??

Disini posisi tak jelasnya guru penggerak, termasuk tak jelasnya peta jalan pendidikan Indonesia yang sama sekali tak membahas rencana detail rekruitmen guru.

Belum lagi Mendikbud yang konon kabarnya lebih sering diluar negeri daripada di dalam negeri.

Jakarta, 3 Juli 2020

Muhammad Ramli Rahim Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *