SABUROmedia, Piru – Tim Gugus Tugas Covid-19 (GTC) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) kinerjanya dipertanyakan oleh public. Publik menilai GTC-19 SBB seakan diam seribu Bahasa. Hal ini ditunjukan saat public dikagetkan dengan sejumlah informasi perihal Covid-19 yang berkembang liar tanpa adanya keterangan resmi dari tim GTC.
Sepertinya GTC-19 SBB sudah merasa nyaman dengan pola diam seribu bahasa. Saya pikir ini pola yang tidak patut dipertahankan. Kenapa? Ya..!! Karena ini bentuk Komunikasi publik yang buruk sekali, demikian disampaikan Sekretaris DPC Partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten SBB, La Maarup Tomia, S.Pd kepada Saburomedia.com Selasa (05/05/2020).
Coba bayangkan, masyarakat hampir setiap saat dikagetkan dengan Informasi pasien positif covid-19, dengan beredarnya informasi pasien positif asal kampung A, kampung B disertai foto-foto di dampingi tenaga medis dengan APD lengkap sesuai protokoler Covid-19 dan informasi-informasi lainnya.
Kata Maaruf, Apalagi di media sosial, masyarakat bertanya-tanya dan akhirnya menimbulkan kepanikan. Menurutnya, tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten SBB seakan tidak ada. Karena hampir tidak ada pernyataan resmi atau klarifikasi dari Tim Gugus Tugas bahwa sebenarnya informasi yang beredar itu seperti apa, kalaupun itu pasien statusnya seperti apa dan sebagainya.
“ Tapi ini diam seribu bahasa,”kilahnya.
Bahkan lanjut Maaruf sampai ada tenaga medis lapangan yang bukan punya kapasitasnya menjadi komunikator publik sudah jadi corong dan juru bicara menjelaskannya.
“ Lalu Tim Gugus Tugas ada dimana?” tanya Maaruf sembari meminta untuk Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten SBB agar memperbaiki komunikasi publiknya.
“ Harus Update, jangan biarkan masyarakat dalam kebingungan. Karena peran komunikasi publik yang update dan valid dapat menekan rasa kekhawatiran masyarakat, apalagi informasi yang bersumber dari satuan penanganan yang ditunjuk resmi, tentu akan dipercaya oleh publik. Saya tekankan ini karena kita semua punya tanggung jawab untuk menekan penyebaran dan dampak dari Covid-19,” tekan Maaruf.
Di sisi lain, kata Maaruf perlu ditegaskan bahwa masyarakat kita ini sudah cukup membantu dan berkorban demi menekankan penyebaran Covid-19, mereka telah meninggalkan pekerjaan yang menghidupi mereka demi tetap berada di rumah walau resiko menahan lapar menanti. Mereka takut keluar rumah mencari nafkah karena ada informasi kampung tetangga misalnya ada yang kena Covid-19 padahal itu entah statusnya seperti apa.
“ Jadi Tim Gugus Tugas Covid-19 bantulah masyarakat kita ini dengan informasi yang terupdate dong. Jangan biarkan masyarakat kita kehilangan informasi valid lalu terasuki informasi tidak jelas,”pintanya. (SM)