SABUROmedia, Ambon – Dalam upaya meningkatkan pelayanan publik di kecamatan kepulauan Manipa maka dibutuhkan seorang pemimpin yang punya kreatif dan inovatif serta punya talenta kepemimpinan.
Bagaimana tidak kecamatan pulau Manipa dengan memiliki 7 desa dan 11 dusun harus membutuhkan seorang pemimpin yang kreatif dan inovatif, sehingga dia dapat menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat di kecamatan kepulauan Manipa.
Dari pengamatan kami camat kepulauan Manipa saat ini tidak memiliki ciri khas kepemimpinan yang ideal seorang pemimpin,” demikian hal ini disampaikan Ketua Himpunan Mahasiswa Pulau Manipa (HMPM) Maluku, Sufahmin Wance dalam rilisnya yang diterima redaksi Saburomedia.com, Senin (30/03/2020).
Kata Sufahmin hal ini dapat dibuktikan bahwa camat tidak bisa bertanggung jawab atas tuntutan masyarakat Manipa terkait permasalahan pelayanan publik di Manipa. Dimana roda pemerintahan di kantor kecamatan saja tidak berjalan susuai dengan jam kerja ASN, masyarakat mau melakukan pengurusan administrasi saja susah untuk mendapatkan tanda tangan seorang camat dan yang lebih terpinting saat ini yaitu terkait dengan pemadaman listrik di kecamatan kepulauan Manipa yang sudah berlangsung tiga bulan yang belakangan ini meresahkan masyarakat.
“ Olehnya itu kami minta kepada Bupati Seram Bagian Barat, M. Yasin Payapo agar segera copot camat Manipa dari jabatannya karna di nilai tidak layak lagi untuk menjadi seorang pemimpin di kecamatan kepulauan Manipa,” desak Sufahmin.
Dijelaskan bahwa tugas camat adalah melaksanakan pemerintahan di lingkup kecamatan namun roda pemerintahan di tingkat kecamatan itu pun juga tidak berjalan dengan baik, padahal anggaran operasional tiap tahun yang di gelontorkan kurang lebih Rp 1.450.000.000 pertahun dari pemerintah daerah namun tidak ada sedikit pun perubahan yang ada di kecamatan kepulauan manipa maka dari itu patut di pertanyakan.
Kemudian terlepas dari itu pula seorang camat dia juga harus mampu dalam menjawab tuntutan masyarakat sperti pemadaman listrik karna itu semua merupakan sebuah pelayanan publik yang harus di jawab dan di tindak lanjuti oleh seorang pemimpin di tingkat kecamatan karna itu semua berhubungan dengan hajat hidup orang banyak yang ada di kecamatan kepulauan Manipa.
Namun ironisnya kata Sufahmin seorang camat hanya bisa dapat berdiam diri dengan tidak mengambil langkah yang tegas dengan melakukan konsultasi ke pihak ranting PLN Manipa tanyakan apa yang menjadi permasalahan sehingga pemadaman listrik tiga bulan belakangan ini belum dapat teratasi. mengingat bulan suci ramadhan telah di depan mata dan pemadaman listrik ini sangatlah berpengaruh terhadap proses peribadatan di bulan suci ramadhan.
“ Maka dari itu kami minta Bupati agar segera copot saudara camat Manipa dari jabatanya karena kami menilai camat telah gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat di kecamatan kepulauan Manipa, “ tutupnya. (SM)