SABUROmedia, Bula – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) cukup mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat semakin merosot, kelangkaan BBM ini dampaknya juga berpengaruh terhadap aktifitas masyarakat dibeberapa Kecamatan di SBT lumpuh.

Hal ini disampaikan Ketua Fraksi partai Gerindra DPRD SBT, Constansius Kolatfeka kepada awak media, Kamis (19/03/2020).

Menurut bahwa kabupaten SBT merupakan daerah yang terdiri dari dua wilayah yang besar yaitu daratan tanah besar dan pulau-pulau. Hal ini yang harus pemerintah Daerah lewat dinas  Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) harus mampu memantau secara langsung kondisi perkembangan perekonomian yang ada di kepulauan SBT.

“ Kita harus sadari bahwa jangkauan untuk masyarakat melakukan aktifitas di daerah kepulauan sulit karena persoalannya adalah mau menjangkau dari kampung yang satu ke yang lain itu harus membutuhkan bahan bakar minyak dengan jumlah yang besar, seperti kecamatan Teor, Kesui Watubela, Gorom, Pulau Panjang Geser mulai dari Kwamor Kefing sampai Teor itu rata-rata beraktifitas di laut, nah hal ini yang harus pemerintah daerah serius untuk memperhatikan, “ jelasnya.

Kata Kolatfeka dalam penyampaiannya bahwa di Kecamatan Teor harga minyak sekarang meningkat sekali, harga minyak Bensin di Kecamatan itu perliternya Rp 20.000, Solar Rp 11000/liter sedangkan minyak tanah Rp 10.000/liter perbandingan yang sungguh luar biasa dengan jangkauan yang begitu jauh.

“ Padahal harga BBM yang saya sebutkan di atas beda jauh dengan standar harga BBM yang telah di tetapkan oleh pemda, “ terangnya.

Dijelaskan bahwa rata-rata masyarakat Teor melakukan aktifitas jual beli bahan baik berupa sembako maupun lainnya harus ke Kecamatan Kesui atau Gorom, nah kalau dengan harga BBM yang begitu tinggi dan langkah ini, tak sebanding dengan pendapatan masyarakat dari hasil jual pala dan cengkeh   dalam standar 10 atau 20 kilo gram dengan sendirinya harga dari hasil penjualan masyarakat tadi terpakai habis untuk harga minyak saja.

“ Oleh sebab itu saya meminta kepada pemerintah daerah agar segera mengkomunikasikan dengan pihak tertentu atau Pemda sendiri agar untuk pengadaan induk agen pengecer minyak yang harus berkedudukan di Kecamatan Gorom agar mampu menjawab kebutuhan BBM di Kecamatan yang ada di kepulauan seperti Teor, Kesui dan Pulau Panjang,” pintanya. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *