SABUROmedia, SBT – Bupati dan Wakil Bupati sebagai representasi Pemerintah daerah kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) dinilai masih terlena akan kekuasaan, sehingga tidak memperhatikan pentingnya pemerataan pembangunan jaringan telekomunikasi di SBT.

Hal ini disampaikan salah satu aktivis pemuda Kabupaten SBT, Randi Derlen saat berbincang dengan Saburomedia.com di Ambon, Kamis  (05/03/2020).

Sebagai bagian dari pemuda dan masyarakat di daerah itu, Derlen menuturkan jaringan telekomunikasi saat ini menjadi sebuah hal yang mendasar terhadap perekonomian satu daerah, hal ini dapat dilihat dari pesatnya perkembangan teknologi yang dimulai sejak abad 20 hingga saat ini. Hal ini dapat menjadi indikator bagi perkembangan ekonomi maupun sosial yang ada pada satu daerah.

” Jaringan telekomunikasi memberikan masukan yang positif untuk dunia bisnis dan dapat mendongkrak perekonomian hingga tahap yang menggembirakan atau kesejahteraan masyarakat secara universal, “ jelasnya.

Lanjutnya, kami masyarakat SBT terkhusus Kecamatan Gorom Timur, pendukuk Lou’Lean yang di dalamnya terdapat 4 Desa dan satu dusun yaitu Desa Kotasirih, Desa Kilkoda, Desa Kiltufa, Desa Etaralu dan Dusun Kilmuda merasa sangat dianak tirikan oleh pemerintah Kabupaten SBT.

Derlen juga mengatakan bahwa Kabupaten SBT sendiri, telah berdiri sejak 15 tahun lamanya, namun kami penduk Lou’lean hinga sampai saat ini belum pernah merasakan apa itu jaringan telkomunikasi. Kalaupun kami ingin merasakan jaringan telkomunikasi, kami harus berjalan sejauh 1 sampai 2 km untuk mendapatkan jaringan telekomunikasi yang kami dapat dari wilayah-wilayah tetangga.

Derlen pun menegaskan bahwa foto diatas adalah bentuk protes dan kritikan terhadap pemerintahan Bupati Mukti Keliobas dan Wakilnya Fahri Husni Alkatiri sebagai pemangku pucuk pimpinan tertinggi di negeri Ita Wotu Nusa itu hingga kini masih terlena dengan kekuasaan, (Aswin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *