SABUROmedia, Piru – Danau Nama Ola di Desa Buano, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Maluku yang meluap akibat hujan yang mengguyur daerah itu beberapa waktu lalu merendam sebagian besar rumah warga hingga setinggi lutut orang dewasa.

Genangan air danau Nama Ola hingga kini belum juga surut, sebagian warga yang terendam air terpaksa memilih mengungsi, terutama bagi warga yang rumahnya berada dekat dengan danau.

” Warga yang rumahnya terendam luapan air mereka mengungsi ke rumah warga yang tidak terkena banjir, terutama rumah warga yang dekat dengan danau Nama Ola, “ ujar Usnadin Tombalissa warga Buano yang mengaku rumahnya juga ikut tergenang air Nama Ola saat berbincang dengan Saburomedia.com, kemarin.

Danau Nama Ola kata Tombalissa berada tepat ditengah permukiman warga Desa Buano Utara, kondisinya cukup mengkhawatirkan sebab setiap hujan turun pasti menyebabkan banjir akibat luapan air, Danau Nama Ola tak mudah mengering, untuk bisa kering membutuhkan beberapa tahun sekitar 2-3 tahun itu pun kalau panas, jika hujan maka tetap meluap.

Dengan kondisi seperti ini lanjut Tombalissa tidak hanya menyebabkan warga mengungsi, genangan air danau Nama Ola di Buano Utara juga sangat berdampak pada kondisi kesehatan warga yang rentan mudah terserang penyakit, biasanya warga Desa langganan terserang penyakit malaria dari akibat banjir itu.

“ Tentu dampak yang ditimbulkan sering warga terserang penyakit malaria, itu sudah langganan masyarakat bila sudah terjadi banjir dari lupan air Danau Ola itu, “ akui Tombalissa.

Kata Tombalissa warga yang memilih mengungsi kondisinya saat ini tidak menentu, mereka masih tetap bertahan di rumah pengungsian sampai menunggu keadaan genangan air sudah surut.

“ Tergantung pada surutnya air danau,  jika 1 bulan maka satu bulan mereka mengungsi, “ terang Tombalissa.

Lanjutnya, untuk bertahan hidup selama menjalani masa mengungsi, kebutuhan hari-hari warga sepenuhnya menjadi tanggungjawab warga sendiri, ada sumber bantuan dari Desa hanya tidak seberapa, Desa biasanya hanya bisa meyumbang sarimi dan beras itu pun jika ada perhatian tapi kalau tidak maka warga sendiri yang menanggung kebutuhan masing-masing. (SM-1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *