SABUROmedia, Ambon – Dinamika aksi penculikan WNI susulan oleh Abu Sayyaf Group (ASG) untuk pencitraan sebagai kelompok yang tidak kenal takut dan kejam, adalah bentuk propaganda ASG-ISIS Asia Tenggara, unjuk kemampuan mengelola prospek kekalahan mereka di Poso (Indonesia), Marawi (Philipina), Tripoli (Libya), Kabul (Afghanistan), Mosul (Irak) dan Idlib (Suriah).
Kelompok ASG-ISIS sedang merubah metode koersif kontra militer, dari versi pemimpin lama ISIS, Al Baghdad di dalam menavigasi kombatan ASG, ke metode teror versi pemimpin baru ISIS, Al-Quraesy. Taktik penetrasi tempur baru ini, semakin populer ketika afiliasi JAD mampu menyusup dan menyerang rombongan mantan Menkopolhukam Wiranto, di Pandeglang-Banten.
Sejak awal tahun 2019, faksi-faksi di ASG, JAD dan MIT kembali aktifkan posko penculikan di Pulau Timbunmata, Barangay Lakit-Lakit, Sulare, Parang, Sulu (Philipina), Tawau, Sabah (Malaysia), Pulau Ligitan (Malaysia), Pulau Tambisa, Lahad Datu (Malaysia), Nunukan, dan Sandakan (Indonesia).
Termasuk posko penyelundupan senjata, handak dan kombatan ASG faksi Darul Islam Serawak (Malaysia), Darul Islam Sabah (Malaysia), Jama ah al-Tawhid wal Jihad (Philipina), Khilafah Jazirah Al Maluku (Indonesia), di General Santos City, Mindanao (Philipina), Pulau Karkarekelong, Pulau Ternate, Pulau Halmahera, Pulau Tahuna, Manado, Bitung, Pulau Buru, Sorong, Parigi Mutong, Pulau Buton, Pulau Pangkep, Pulau Selayar, Banyuwangi dan Gresik (Indonesia).
Unit pengintai target ASG-ISIS, mampu mengetahui nama kapal, IMO, kode panggilan kapal, kecepatan, status kapal dan tujuan kapal secara realtime via aplikasi smarthphone ke ECDIS milik kapal dan satelit. Melalui GPS Automatic Identification System, Radar Akuatik dan auto pilot aplikasi Marine Traffic, FleetMon, Shipfider, Vessel Finder, Vesseltr acker, VT Explorer, Myship tracking, Cruise Mapper dan FindShip, semakin memudahkan ASG-ISIS melaku kanteror penculikan nelayan WNI yang bekerja di industri perikanan Malaysia.
Memonitor perkembangan situasi konsolidasi unit-unit militer kelompok ASG-ISIS di Asia Tenggara, kinerja patroli maritim bersama Indoneaia, Malaysia, Philipina dan rencana advokasi pembebasan sandera WNI. Menyikapai persoalan diatas pimpinan organisasi Bela Indonesia Gerakan Pilar Bangsa (Belain) menyampaikan sikapanya antara lain, Dapat memahami faktor kekecewaan retorik Menlu RI atas terulangnya aksi penculikan WNI oleh ASG- ISIS, dan mendukung penuh Menlu RI, Malaysia dan Philipina dalam merespon serius aksi teroris maritim AS G-ISIS.
Menyerukan kepada Menkopolhukam, Menhan, MenKKP, Kepala BNPT, Kepala BSSN, Kepala BAKAMLA, Panglima TNI dan Kapolri, ikut terlibat secara nyata mengadvokasi pembebasan sandera WNI oleh kelompok ASGISIS.
Menyerukan kepada semua ormas kepemudaan dan netizen media sosial untuk ikut terlibat mengadvokasi publik nasional dan regional, sampai dibebaskannya semua sandera WNI oleh ASG-ISIS. Demikian disampaiakan direktur Belain, Abdussalam Hehanusa dalam rilisnya juga diterima Saburomedia.com Senin (27/01/2020). (SM1)