SABUROmedia, Ambon– Kebakaran hebat yang melanda kawasan hutan lindung di gunung Sirimau kota Ambon, Senin (20/01/2020) memaksa pihak aparat TNI Polri diterjunkan untuk melakukan upaya pemadaman dibantu satu unit Damkar milik pemkot Ambon.
Api baru bisa dipadamkan setelah berhasil menggundulkan dua bukit gunung Sirimau yang berada tepat di kawasan Kahena Stain Ambon. Atas insiden ini aktivis lingkungan yang tergabung dalam komunitas Menjelajahi Napak Tilas Anak Rimba (Mentari) menyayangkan peristiwa kebakaran hutan itu.
Kepada Saburomedia.com, Presiden KPA Mentari, Dahlan Ohorela menyatakan kekesalnnya kepada pemerintah kota Ambon, pasalnya Pemkot Ambon dalam hal ini Dinas Kehutanan Kota Ambon dinilai acuh dan terkesan lamban dalam menangani peristiwa kebakaran hingga kawasan yang di klaim sebagai hutan lindung itu menjadi gundul..
“Saya mengutuk keras sikap pemerintah kota Ambon dan dinas Kehutanan Kota Ambon, yang terkesan lambat dan acuh dalam merespon kebakaran yang terjadi wilayah hutan lindung bukit Sirimau kemarin, “ tegasnya.
Ohorela menjelaskan, kebakaran hutan dikawasan hutan lindung mestinya tak perlu terjadi apalagi dikawasan itu terdapat pos pemantauan lahan hanya saja kebakaran masih saja terjadi bahkan sudah berulang kali dengan luas lahan yang terbakar mencapai 50 persen dari wilayah hutan lindung bukit Sirimau, hal ini karena pos pemantauan itu tidak difungsukan.
Ohorella meminta Pemkot dan dinas Kehutanan Kota Ambon untuk melibatkan organisasi-organisasi yang bergerak dibidang lingkungan hidup untuk mengadakan kegiatan reboisasi di kawasan Hutan Lindung Sirimau Kota Ambon. Menurutnya, kebakaran yang terjadi karena kurangnya perhatian dari Pemkot dan dinas Kehutana dalam pengawasan arel hutan lindung.
“Ada pos jaga tapi tidak diaktifkan, kosong pengawasan sehingga pos jaga di atas bukit arbes sering dijadikan tempat prostitusi dan tempat miras,” papar dia.
Atas nama Komunitas Mentari khusunya, dan aktivis lingkungan umumnya berharap dengan terjadinya kebakaran tersebut, pemerintah kota Ambon dan dinas terkait lebih fokus melakukan reboisasi guna menjaga iklim serta perawatan dan pengawasan terhadap areal yang di anggap sebagai hutan lindung.
” Bila perlu masukan jalan aspal sebagai akses untuk mempermudah pengawasan dan pengamanan bila kedepan masi terjadi kebakaran,” pinta Ohorela.
Pantuan media ini, bukit-bukit di kecamatan Sirimau itu sebagian besarnya sudah tandus akibat kebakaran.
“Itu yang diatas gunung Kahena, kebakaran atau ap sih. Siluet asapnya merah,” tulis MizzAdhe Halma Mumatz pemilik akun Facebook yang diketahui merupakan warga yang berdimisili di puncak IAIN Ambon, Senin petang ini. (Kis)