Oleh:

Munawir Kamaluddin

SABUROmedia — Mendidik anak adalah amanah besar yang diemban oleh setiap orang tua. Dalam Islam, anak bukan hanya anugerah, tetapi juga tanggung jawab yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Proses mendidik anak tidak hanya bertujuan untuk mempersiapkan mereka menghadapi kehidupan dunia, tetapi juga membentuk karakter yang kokoh berdasarkan nilai-nilai Islam, agar mereka menjadi generasi yang bermanfaat, beriman, dan bertakwa.

Dalam Al-Qur’an, Allah mengingatkan:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6).

Pendidikan anak dalam Islam mencakup berbagai aspek, baik spiritual, emosional, intelektual, maupun sosial. Orang tua memiliki peran sentral sebagai pendidik pertama dan utama dalam kehidupan anak. Apa yang diajarkan dan dicontohkan oleh orang tua sejak dini akan membentuk kepribadian dan karakter anak di masa depan.
Karenanya, mendidik anak bukan hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun nilai-nilai moral, kebiasaan baik, dan rasa cinta kepada Allah SWT.

Namun, dalam praktiknya, banyak tantangan yang dihadapi oleh orang tua dalam mendidik anak, terutama di era modern ini. Pengaruh teknologi, pergaulan bebas, dan materialisme sering kali menjadi hambatan dalam menanamkan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan mendalam yang tidak hanya berorientasi pada teori, tetapi juga implementasi yang sesuai dengan konteks zaman. Rasulullah SAW, dengan penuh kebijaksanaan, telah memberikan contoh konkret dalam mendidik anak-anak yang dapat diadaptasi oleh setiap orang tua.

Tulisan ini akan menguraikan beberapa prinsip penting dalam mendidik anak menurut Islam, yang dirumuskan dari teladan Rasulullah SAW, ayat-ayat Al-Qur’an, serta pandangan para ulama.

Prinsip-prinsip ini meliputi: berlaku adil kepada anak, membesarkan mereka dengan kasih sayang, menjadi teladan yang baik, memberikan pendidikan berkualitas, mendoakan mereka, mengajarkan tanggung jawab, menghindari kekerasan, menanamkan tauhid, serta membangun komunikasi terbuka.

Penjelasan yang sistematis dan mendalam mengenai setiap poin akan membantu orang tua memahami pentingnya tugas ini dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menghidupkan nilai-nilai ini, anak-anak diharapkan tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas dan kompeten, tetapi juga memiliki akhlak mulia, iman yang kuat, dan mampu memberikan manfaat bagi umat manusia.

Karena itu sekali lagi kedudukan orang tua memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam Islam sebagai pilar utama dalam pembentukan karakter, akhlak, dan masa depan anak.

Peran mereka mencakup dimensi pendidikan, spiritual, dan moral. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an:

يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ…
“Allah mewasiatkan kepadamu tentang (urusan) anak-anakmu…” (QS. An-Nisa: 11).

Nabi Muhammad SAW. juga bersabda:

إِنَّ اللَّهَ سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا اسْتَرْعَاهُ
“Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan landasan ini, berikut adalah pembahasan lebih mendalam tentang prinsip menjadi orang tua yang bijaksana berdasarkan ajaran Islam

1. Berlaku Adil kepada Semua Anak*

Keadilan adalah pondasi keluarga yang harmonis. Ketidakadilan dalam perlakuan terhadap anak-anak dapat menimbulkan kecemburuan, permusuhan, dan trauma psikologis. Rasulullah SAW. mengingatkan:

اتَّقُوا اللَّهَ وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلَادِكُمْ.
“Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adillah di antara anak-anak kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Imam An-Nawawi dalam Syarh Muslim menyebutkan bahwa keadilan mencakup pemberian materi, kasih sayang, dan perhatian yang seimbang kepada semua anak. Hal ini menghindarkan perselisihan yang dapat merusak hubungan keluarga.

Langkah-Langkah:

Hindari membandingkan anak-anak secara langsung atau tidak langsung.

Berikan perhatian sesuai kebutuhan, tanpa membedakan berdasarkan gender atau prestasi.

Jangan menunjukkan preferensi secara terang-terangan di depan anak.

2. Membesarkan dan Mendidik dengan Kasih Sayang*

Islam mengajarkan bahwa pendidikan harus didasari cinta, kelembutan, dan kesabaran. Rasulullah SAW. bersabda:

إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ…
“Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut dan mencintai kelembutan dalam segala urusan.” (HR. Muslim).

Allah SWT telah berfirman di dalam Al-Qur’an:

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا…
“…dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia…” (QS. Al-Baqarah: 83).

Kelembutan dan kasih sayang dalam mendidik menciptakan ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak. Anak yang dididik dengan cinta cenderung memiliki karakter yang percaya diri dan penuh empati.

Langkah-Langkah:

*Gunakan kata-kata yang baik dalam mendidik, bahkan ketika anak melakukan kesalahan.

*Jadikan pujian sebagai alat motivasi, bukan ancaman atau hukuman.

*Hindari sikap temperamental yang dapat merusak psikologis anak.

3. *Menjadi Teladan yang Baik*

Orang tua adalah cerminan utama bagi anak. Perilaku mereka menjadi contoh yang diikuti oleh anak-anaknya. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ…
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah teladan yang baik bagimu…” (QS. Al-Ahzab: 21).

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits :

أَدِّبُوا أَوْلَادَكُمْ بِثَلَاثِ خِصَالٍ: حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ آلِ بَيْتِهِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ.
“Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai keluarga Nabi, dan membaca Al-Qur’an.” (HR. Ath-Thabrani).

Langkah-Langkah:

*Tunjukkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

*Biasakan anak melihat Anda menjalankan ibadah seperti shalat dan membaca Al-Qur’an.

*Hindari sikap kontradiktif antara ucapan dan perbuatan.

4. *Memberikan Pendidikan yang Berkualitas*

Pendidikan adalah hak utama anak. Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan agar orang tua memperhatikan aspek pendidikan, baik duniawi maupun ukhrawi:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا…
“Dan perintahkanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat, dan bersabarlah dalam mengerjakannya…” (QS. Thaha: 132).

Hadits Nabi:

مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ.
“Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih baik daripada akhlak yang mulia.” (HR. Tirmidzi).

Langkah-Langkah:

*Ajarkan anak untuk mencintai ilmu, baik agama maupun pengetahuan umum.

*Jadikan rumah sebagai tempat yang mendukung budaya belajar.

*Motivasi anak untuk mengembangkan potensi mereka dengan cara yang Islami.

5. *Mendoakan Anak*

Doa orang tua untuk anak adalah doa yang tidak akan tertolak. Rasulullah SAW. bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ…
“Tiga doa yang pasti dikabulkan: doa orang tua untuk anaknya…” (HR. Tirmidzi).

Langkah-Langkah:

*Selalu sisipkan doa untuk anak dalam setiap shalat.

*Ajarkan anak untuk senantiasa berdoa kepada Allah.

*Doakan anak dengan penuh keikhlasan, bahkan dalam keadaan sulit.

6. *Mengajarkan Tanggung Jawab*

Islam mendorong orang tua untuk mengajarkan tanggung jawab kepada anak sejak dini. Hal ini selaras dengan firman Allah:

قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا…
“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6).

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menekankan pentingnya mendidik anak dengan tanggung jawab dan disiplin agar mereka mampu menghadapi tantangan hidup.

Langkah-Langkah:

*Berikan tugas kecil yang sesuai dengan usia anak.

*Ajarkan anak untuk bertanggung jawab atas keputusan yang mereka buat.

*Tanamkan nilai amanah dan kejujuran dalam setiap tindakan mereka.

7. *Menghindari Kekerasan Fisik dan Verbal*

Kekerasan hanya akan merusak hubungan emosional dengan anak. Rasulullah SAW. bersabda:

لَا يَكُونُ الرِّفْقُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ…
“Tidaklah kelembutan ada pada sesuatu, kecuali akan memperindahnya…” (HR. Muslim).

Langkah-langkah:

*Berkomunikasi dengan lemah lembut meskipun dalam kondisi marah.

*Hindari tindakan yang dapat menyebabkan trauma pada anak.

*Gunakan pendekatan diskusi untuk menyelesaikan masalah.

8. *Menanamkan Tauhid Sejak Dini*

Anak-anak harus dikenalkan kepada Allah sebagai Rabb mereka. Hal ini ditegaskan dalam wasiat Luqman kepada anaknya:

يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ…
“Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah…” (QS. Luqman: 13).

Langkah-langkah:

*Ajarkan anak untuk mengenal Allah sebagai Rabb mereka.

*Biasakan anak untuk berdoa dan bergantung kepada Allah dalam setiap keadaan.

*Tanamkan pemahaman bahwa segala sesuatu di dunia ini milik Allah.

9. *Mengajarkan Keteladanan melalui Perilaku*

Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dari orang tuanya. Oleh karena itu, keteladanan merupakan strategi utama dalam mendidik anak secara Islami. Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ…
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagimu…” (QS. Al-Ahzab: 21).

Rasulullah SAW.adalah contoh terbaik dalam mempraktikkan nilai-nilai Islam. Orang tua harus mencontohkan akhlak mulia, seperti kejujuran, kesabaran, dan kerja keras, agar nilai-nilai tersebut tertanam dalam jiwa anak.
Langkah- langkah :

*Perlihatkan konsistensi antara ucapan dan tindakan.

*Terapkan disiplin dan etika yang Anda harapkan dari anak.

*Jadilah pendengar yang baik untuk memahami kebutuhan anak secara langsung.

10. *Memahami Tahapan Perkembangan Anak*

Islam mengajarkan untuk mendidik anak sesuai dengan usianya. Rasulullah SAW.bersabda:

مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ…
“Perintahkan anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun…” (HR. Abu Dawud).

Hadis ini mengajarkan bahwa pendidikan harus disesuaikan dengan tahapan usia dan kemampuan anak. Usia dini adalah masa penanaman nilai-nilai dasar, sedangkan usia remaja adalah waktu untuk memperkuat karakter.

Langkah-langkah:

*Gunakan metode pendidikan yang sesuai dengan usia anak.

*Pahami perubahan emosional dan fisik anak pada setiap tahap pertumbuhan.

*Berikan dukungan sesuai kebutuhan psikologis mereka.

11. *Mengajarkan Akhlak melalui Kisah*

Menggunakan cerita dan kisah dapat menjadi metode efektif dalam mendidik anak. Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ…
“Sungguh, pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal…” (QS. Yusuf: 111).

Kisah para nabi, sahabat, dan orang saleh dapat menjadi inspirasi moral bagi anak-anak. Mereka dapat belajar tentang keberanian, keikhlasan, dan kejujuran melalui cerita-cerita ini.

Langkah-langkah:

*Bacakan kisah nabi dan sahabat kepada anak-anak.

*Libatkan anak dalam diskusi untuk mengambil hikmah dari kisah tersebut.

*Gunakan media kreatif seperti buku cerita atau animasi Islami.

12. *Membangun Komunikasi yang Terbuka*

Komunikasi yang baik adalah kunci hubungan yang sehat antara orang tua dan anak. Allah berfirman:

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا…
“Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia…” (QS. Al-Baqarah: 83).

Berbicara dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang akan membangun rasa percaya anak terhadap orang tua. Hal ini juga menghindarkan anak dari mencari perhatian di tempat yang salah.

Langkah-Langkah:

*Jadikan diri Anda tempat curhat anak tanpa rasa takut.

*Hindari menghakimi atau langsung memberikan hukuman saat anak bercerita tentang kesalahan.

*Sediakan waktu khusus untuk berbicara dan mendengar cerita anak.

13. *Mengajarkan Kemandirian Sejak Dini*

Islam mengajarkan pentingnya kemandirian dalam hidup. Rasulullah SAW. bersabda:

لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَحْتَطِبَ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ…
“Sungguh, seseorang mengambil tali dan mencari kayu bakar lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada orang lain…” (HR. Bukhari dan Muslim).

Mengajarkan kemandirian akan membantu anak belajar tanggung jawab dan kemampuan menghadapi tantangan hidup.

langkah-Langkah:

*Libatkan anak dalam pekerjaan rumah sesuai usianya.

*Berikan kepercayaan kepada anak untuk mengambil keputusan kecil.

*Ajarkan nilai kerja keras dan menghargai usaha.

14. *Melatih Kesabaran dalam Mendidik Anak*

Kesabaran adalah elemen penting dalam menghadapi berbagai tantangan sebagai orang tua. Allah berfirman:

وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Dan bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46).

Anak-anak memerlukan waktu untuk belajar dan berkembang. Orang tua harus sabar dalam membimbing mereka, terutama ketika mereka membuat kesalahan.

Langkah-langkah:

*Jangan mudah marah atau frustrasi saat anak melakukan kesalahan.

*Fokus pada proses pembelajaran, bukan hanya hasilnya.

*Berikan anak kesempatan untuk memperbaiki diri.

15. *Membangun Lingkungan Islami di Rumah*

Lingkungan yang Islami membantu anak menyerap nilai-nilai agama secara alami. Rasulullah SAW. bersabda:

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ…
“Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya…” (HR. Abu Dawud).

Rumah yang penuh dengan suasana Islami akan membentuk kepribadian anak yang kuat dalam iman dan akhlak.

Langkah-langkah:

*Biasakan membaca Al-Qur’an bersama di rumah.

*Pasang poster doa dan kaligrafi Islami.

*Libatkan anak dalam kegiatan ibadah, seperti shalat berjamaah dan sedekah.

Dengan mengamalkan tambahan strategi ini, orang tua tidak hanya menjadi bijaksana, tetapi juga menciptakan generasi yang berakhlak mulia, cerdas, dan berdaya saing dalam kebaikan.

*Penutup dan Kesimpulan*

Mendidik anak adalah tugas mulia yang menjadi amanah besar bagi setiap orang tua. Islam, sebagai agama yang sempurna, telah memberikan pedoman yang jelas dan komprehensif dalam mendidik anak, mulai dari aspek spiritual, emosional, hingga sosial.

Prinsip-prinsip seperti berlaku adil, memberikan kasih sayang, menjadi teladan, memberikan pendidikan berkualitas, mendoakan, serta membangun komunikasi yang baik merupakan fondasi utama yang harus diterapkan dalam proses ini.

Dalam menghadapi tantangan zaman modern, penting bagi orang tua untuk senantiasa memperbarui pendekatan mereka agar tetap relevan, tanpa menghilangkan nilai-nilai inti ajaran Islam.

Keteladanan Rasulullah SAW dalam mendidik generasi sahabat menunjukkan betapa pentingnya peran kasih sayang, kebijaksanaan, dan keimanan dalam membentuk karakter anak.

Kesuksesan dalam mendidik anak tidak diukur dari pencapaian duniawi semata, tetapi sejauh mana mereka mampu menjadi pribadi yang bertakwa, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامٗا
“Dan orang-orang yang berkata: ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan yang menjadi penyejuk hati, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.'” (QS. Al-Furqan: 74).

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pendidikan anak dalam Islam, orang tua dapat memastikan bahwa mereka telah berusaha maksimal dalam menjalankan amanah yang diberikan Allah. Semoga anak-anak yang kita didik hari ini menjadi generasi harapan yang membawa kebaikan, kedamaian, dan keberkahan bagi umat manusia.🙏

*Penulis adalah Akademisi UIN Alauddin Makassar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *