SABUROmedia, Ambon — Penjabat Walikota Ambon Drs. Bodewin Melkias Watimena M.Si. Membuka Kegiatan Rebuk Stunting Pemerintah Kota Ambon Tahun 2024.

 

Kegiatan Tersebut Berlangsung Di Marina Hotel, Selasa (21/05/2021) Jam 10.24 Wit.

 

Dalam Sambutannya Bodewin Katakan Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat dari kekurangan gizi kronis infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan  (HPK)

 

Kekurangan gizi kronis dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu dan bayi dapat membuat tingkat kecerdasan tidak maksimal rental rentan terhadap penyakit dan beresiko pada menurunnya tingkat produktivitas di masa depan, yang secara luas akan menghambat pertumbuhan ekonomi menaikkan tingkat kemiskinan dan memperlebar ketimpangan sosial, Ujar Bodewin

 

Lembaga survei kesehatan Indonesia (ski) secara nasional telah mengeluarkan data stunting kota Ambon selama 3 tahun

 

Penanganan sejak penetapan locus nasional 2021 tercatat 21,8% tahun 2022 21,1% menurun 0,7%, dan tahun 2003 20,7% menurun 0,4%. Sementara tahun ini merupakan tahun penanganan terakhir dalam kebijakan presiden RI agar stunting dapat diturunkan sampai 14%, namun pada kenyataannya masih terdapat 228 kabupaten atau kota di Indonesia yang memiliki prevalensi stunting di atas 40%,( ini tergolong sangat tinggi)

 

Dan tentunya sangat menghawatirkan pemerintah terus bergerak menata perangkat pelaksana serta menyusun strategi nasional percepatan pencegahan stunting melalui rpjmn 2020-2024, Tutur Bodewin

 

Dengan target angka stunting nasional turun menjadi 14% oleh karena itu apabila pemerintah pusat menargetkan akan menurunkan stunting sampai dengan 14% dengan target penurunan 3,8% per tahun secara konsisten maka saya mengharapkan kota Ambon dapat menekan dan menurunkan angka stunting sampai di bawah 14% di tahun-tahun mendatang

 

Verifikasi Dinkes kota Ambon melalui eppgbm sampai dengan bulan April 2024 terhadap 16,462 anak umur 0- 59 bulan, tercatat ada 35 anak stunting dengan prevalensi 2,14% kebijakan pemerintah kota Ambon terus dilakukan sehingga dalam 3 tahun terakhir angka stunting kota Ambon dapat diturunkan antara lain: (jumlah anak stunting tahun 2021: 826 anak, menurun di tahun 2022: 472 anak, menurun di tahun 2023: 392 anak, dan menurun lagi di April tahun 2024: 353 anak). Selain itu masih terdapat banyak penyebab tidak langsung terjadinya stunting antara lain:

1: peserta didik PAUD usia 2-6 tahun yang belum mendapat layanan PAUD

2: keluarga beresiko stunting yang belum tertangani dengan baik

3: penduduk miskin

4: keluarga rawan pangan

5: belum semua keluarga miskin rentan miskin keluarga stunting dan beresiko stunting dapat mengakses air bersih sanitasi yang memadai rumah layak huni serta keterjangkauan akses pangan yang bergizi, Jelas Bodewin

 

Kebijakan dalam konvergensi ini sepaham bahwa sebagian besar anak stunting itu diakibatkan karena kemiskinan rumah tangga yang miskin tidak dapat memenuhi asupan gizi bagi keluarganya serta sulit mengakses layanan kesehatan pendidikan dan layanan publik lainnya guna membangun kualitas diri dan keluarga, saya sangat mengharapkan pemerintah kota melalui opd teknis dan lembaga konvergensi lainya,dapat memutuskan mata rantai lahirnya.

 

Anak stunting baru di kota ini sekaligus terus mengawal mengawasi tahapan kebijakan dan tindak lanjut penanganan stunting 2024 melalui program kegiatan dan anggaran dengan tetap mengevaluasi seluruh tahapan penanganan stunting tahun sebelumnya.

 

Kebijakan komitmen percepatan penurunan stunting pada kegiatan rumbuk hari ini menjadi perhatian serius semua pihak mulai dari pemerintah pusat dan daerah, instansi vertikal terkait akademisi dunia usaha masyarakat media massa untuk bersinergi dalam daya upaya demi menyelesaikan stunting di kota Ambon sehingga anak-anak kota Ambon menjadi anak yang berkualitas sesuai cita-cita Indonesia layak anak ( idola) 2030 dan Indonesia emas 2045 yaitu menjadi anak cerdas kreatif peduli dan memiliki sikap kepemimpinan anak terlindungi Indonesia maju, Pungkas Bodewin (SM-MSA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *