Oleh :
Abd Karim Tawaulu
SABUROmedia — Kita selalu bertanya, apa yang dilakukan Rasul hingga para sahabat itu memiliki loyalitas sempurna? Padahal mereka sebelumnya tak pernah mengenal Islam, mendengar namanya, atau sebelumnya pernah punya pengalaman dengannya.
Dengan limit waktu yang terbatas dalam mengenal Islam, tapi jangan dibilang soal loyalitas dan militansi mereka.
Berlandaskan sejumlah referensi “tarikh al-Islam”, saya coba mengurai perlahan tentang apa dan mengapa ?
Pertama, elaborasi ideologi dan qudwah (keteladanan) sang Nabi. Bukan hal gampang menanamkan karakter militansi bagi manusia yang baru memeluk Islam. Kecuali itu terlahir dari akhlak, dan keteladanan yang ditunjukan oleh Rasul.
Lewat rumah Al-Arqam bin Al-Arqam Rasul memompa giroh beragama. Ditanamkan rasa cinta pada agama, pada sesama. Apa yang disabdakan, itulah yang dilakukan Nabi. Sebelum dirisalahkan, terlebih dahulu telah dilakukan sebagai contoh.
Kedua, membangun sistem jaringan (networking) antar klan. Dari semua segmen klan itu, Rasul merajutnya atas nomenklatur “ummah”. Kesenjangan sosial dilebur dalam pola egalitarian.
Tak pelak simpul-simpul jaringan ini berkembang menjadi ikatan ukhuwah. Ansar-Muhajirin menjadi kekuatan sosial. Bahkan tidak sekadar atas nama persahabatan. Jauh melebihi itu; persaudaraan mereka terbangun di atas pondasi ” orang-orang Islam itu seperti satu tubuh”.
Ketiga, perjuangan jamaah (kolektif kolegial). Nabi sadar tiada kekuatan kecuali atas dasar jamaah. Qur’an menyebutnya, “wa’tasimu bihablillah jami’an wala tafarraqu” (pergegang tegulah, bersatulah secara kolektif, dan jangan bercerai berai).
Dari situlah baru kita bicara peradaban (alhadaroh). Dan itu tujuan Rasulullah. Embrio peradaban itu kemudian membentang dalam rentang perjalanan umat sesudahnya. Cordoba, Andalusia, contohnya. Walau pada akhirnya jadi kisah sejarah hari ini.
Itulah rentetan sistem pengkaderan yang diterapkan Rasulillah Saw. Sistem itu berjalan terus secara sistemik hingga kini, dan akan terus berlangsung selamanya. Insya Allah.
*** Penulis adalah Narasumber Pelatihan Instruktur Dasar Nasional PC IMM Cabang Ambon sekaligus Sekretaris PDM Kota Ambon.