SABUROmedia, Ambon – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Hukum Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon menggelar Dialog Refleksi Hari Pahlawan Nasional Tambak Kampus Unpatti, yang dihadiri kader – kader HMI Komisariat di Poka Rumah Tiga Ambon, Senin (15/11/2021).
“ Kami mengajak kita semua Keluarga Besar Hijau Hitam mengirimkan Surat Alfatihah dan do’a terbaik kepada Alm Kanda Lafran Pane, Pendiri HMI sekaligus sebagai Pahlawan Nasional, juga berharap semoga gerak HMI secara kolektif segera kembali pada porosnya sehingga tidak lagi terjebak pada konflik-konflik internal hingga lupa akan tujuan utama didirikanya HMI oleh Founding Father HMI,” ujar Muh Adi Alamsyah, Kabid PTKP HMI Kom Hukum Unpatti, sebagai penyelenggara kegiatan.
Diskusi ini berjalan dengan tema ” Meneladani Semangat Juang Lafran Pane “, yang menghadirkan Reza Attamimi dan Mohamad Faroqy Notanubun.
Menurut Reza, sebagai narasumber pertama yang menyampaikan materinya,bahwa “ hikmah bagi para kader HMI yang harus dipetik dari kisah hidup Lafran Pane ialah menyadari bahwa sikap tawakkal, zuhud, tawaddhu, Kritis, toleran, serta merdeka sudah seharusnya menjadi suatu hal yang mendasar bagi tingkah laku para kader. Orientasi organisasi diperlukan bagi kemaslahatan masyarakat secara umum, bukan untuk hanya HMI itu sendiri”, ujarnya.
“ Hal ini yang menjadi filosofi kehidupan Lafran Pane dalam menjalankan aktivitas kesehariannya selama berorganisasi. Lafran Pane mengetahui bahwa gerak zaman akan terus berubah, dibutuhkan orang-orang yang lebih visioner, yang punya niat yang sama dengan dirinya. Dalam hal ini beliau menginginkan adanya sosok pembaharu juga profesional dalam mengisi posisi-posisi struktural di HMI, serta yang mampu mempertahankan eksistensi pengkaderan yang dapat diaktualkan dalam konteks keislaman dan kebangsaan, “ tambahnya.
Sedangkan Mohamad Faroqy Notanubun, sebagai narasumber kedua menyampaikan, “ HMI dulu semangat juangnya berlandaskan pengetahuan dan bermartabat. Memegang nilai Islam dan membantu Negara, sedangkan pasca reformasi, mulai bergeser banyak yang tidak memaknai semangat juang. Orientasi gerak Kader HMI tidak lagi secara total berpegang teguh pada tujuan HMI yang di peras menjadi 5 kualitas insan cita “, ujarnya.
“ Kemelut beda perspektif politik PB HMI, HMI Cabang bahkan sampai ke komisariat membuat HMI lamban proaktif dan konsisten mengawal isu-isu Kemasyarakatan, bahkan konsolidasi organisasi menjadi terhambat, “ pungkas mantan Ketua HMI Kom Hukum Unpatti.
Dia menambahkan, “ Solusinya adalah yang namanya kader adalah tulang punggung dan harapan, maka sebagai kader kita perlu menguras waktu, tenaga dan biaya untuk memperbaiki HMI baik dari internal maupun realitas eksternal di masyarakat dengan memegang nilai konstitusi dan ideologi. Semua untuk negara dan agama, “tutupnya. (SM)