Oleh DR Jhon Saimima. Akademisi UKIM Ambon.
SABUROmedia, Aru – Kepulauan Aru merupakan salah satu kepulauan di Maluku yang telah lama terkenal di mata dunia. Kepulauan Aru pada abad ke-19 sampai disebutĀ kota metropolitan.
Dunia internasional mengenal Kepulauan Aru dari karya para ilmuan beken yang terkenal dengan karya-karya monumental mereka, seperti Patricia Spyer, Alfred Russel Wallace, dan Adrian Vickers.
Flora dan Fauna kepulauan Aru terkenal dengan keindahannya yang memesona. Mutiara Aru pun menjadikan kepulauan ini terkenal sebagai kota metropolitan di abad ke-19.
Kualitas Mutiara Aru kala itu tidak tertandingi oleh mutiara lain di belahan dunia manapun. Keberadaan Mutiara Aru menjadikan perusahaan mutiara terbesar di Australia harus ditutup dan dipindahkan ke Kepulauan Aru. Hal ini terungkap berdasarkan hasil penelitian dari Prof. Adrian Vickers.
Mutiara Aru telah mendatangkan orang-orang dari berbagai benua untuk mendiami Aru pada abad ke-19, meliputi: orang-orang dari Benua Eropa, Benua Australia, Benua Asia, dan orang- orang dari beragam latar belakang etnis yang ada di Indonesia. Belum terhitung hasil laut lainnya berupa ikan, teripang, udang dan sebagainya.
Kepulauan Aru yang Sumber Daya Alam pulaunya begitu menjanjikan, sehingga menjadi magnit bagi masyarakat dunia kini menunjukkan wajah penuh pilu. Ruas jalan di hamparan pesisir Kepulauan Aru yang menghubungkan beberapa desa di pinggiran kota Dobo nyaris putus diterjang gelombang air laut. Runtuhnya talud penahan ombak membuat harapan suka menjadi pilu.
Realitas tersebut hanyalah secuil dari masalah pembangunan di Kepulauan Aru. Belum lagi masalah Sumber Daya Manusia yang perlu mendapat perhatian dan pengembangan bagi kesejahteraan masyarakat.
Tidak ada kata tertinggal selama niat untuk berbenah dan terus berbenah digelorakan. Niat untuk membangun dan terus membangun kemaslahatan umat manusia diutamakan. Semoga Kepulauan Aru dapat memancarkan sinar bak Sinar Mutiara yang berkilau indah dipandang mata insan sejagat. Salam.(**)