SABUROmedia, Ambon – Para Pelaku usaha yang tergabung didalam Assosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Maluku, yang umumnya bergerak disektor Pariwisata dan transportasi mengalami turbulensi ditengah pandemic yang masih berlangsung hingga saat ini dan belum ada kepastian kapan akan berakhir. Tantangan sendiri untuk bisa bertahan dan tetap mempertahankan eksistensi masa depan usahanya masing – masing, dimana dibutuhkan strategi khusus dengan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder terkait guna bisa bertahan hidup sama – sama.

Melalui momentum Peringatan 50 Tahun ASITA, Sabtu kemarin ( 09/01/2021) DPD Asita Maluku melaksanakan Talkshow Maluku Tourism Outlook 2021 dengan topik ” Restart Tourism ; Lets build more accessible, inclusive and suistanable tourism “, yang menghadirkan narasumber Kadis Perhubungan Maluku, Dinas Pariwisata Maluku dan Ketua PHRI Maluku di Café Pelangi, Jalan Kapitan Yongker Soa Bali Kota Ambon. Acara ini dihadiri puluhan anggota Asita, DEPETA, Airlines dan OPD mitra, yang ditutup dengan do’a dan pemotongan Nasi Tumpeng HUT 50 ASITA.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, Bapak Muhammad Malawat yang hadir dalam diskusi ini menyambut baik kegiatan ini, beliau yang sebelumnya di Kementerian Perhubungan RI di Jakarta berharap kedepan bisa bersinergi khususnya dalam membantu Industri Pariwisata Maluku kedepannya. Beliau berharap setiap kegiatan harus menghasilkan rumusan rekomendasi yang terukur, dan harus mampu diselesaikan agar diwaktu yang lain tidak lagi menjadi masalah yang sama, tapi masalah lain sehingga progres pembangunan benar – benar terukur dan dapat dirasakan masyarakat, harapnya.

Melalui kesempatan ini beliau mengatakan Pemerintah Provinsi Maluku serius untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan dari waktu ke waktu, khususnya di OPD beliau.

“ Perum Damri juga ingin membuka rute ke obyek wisata Ora, tapi memang hingga kini belum juga terealisasi. Saat ini kita memiliki 22 Kapal Perintis dengan 6 pangkalan di Tual, 8 pangkalan di Saumlaki dan 8 pangkalan di Ambon. Kita juga memiliki 29 Unit Fery, dan direncanakan akan ada tambahan 2 unit lagi di Tahun ini, salah satunya Garda Maritime 5 untuk Ambon – Namlea. Sedangkan penerbangan udara Perintis ada 11, dan tahun ini akan menjadi 13, harus agregatnya keliatan biar bisa terus kita tingkatkan kedepannya, “ ujar beliau.

Beliau menambahkan “ Kedepan ASITA harus mampu membuat Paket 1 hingga 3 hari, sehingga menjadi opsi bagi para wisatawan yang sedang berkunjung ke Ambon, hal ini berdasarkan pengalaman beliau di Tokyo dan Belanda, orang bisa mengisi waktu luang waktu transit atau kunjungan singkat untuk menikmati berbagai wisata didaerah tujuan tersebut, jelasnya”.

Sedangkan terkait usulan DPD Asita Maluku mengenai Fery Wisata Teluk Ambon, beliau berjanji akan coba mencarikan solusi, agar hal ini bisa segera terealisasi dan menjadi icon Pariwisata Kota Ambon nantinya, tutup beliau.

Sementara itu, Bapak Mudin Wael., SS yang mewakili Kepala Dinas Pariwisata Maluku yang juga sebagai Pembicara menyampaikan bahwa pada abad 21 saat ini, sektor pariwisata yang paling seksi dan berdampak luas kepada masyarakat. Jika wisatawan datang maka akan tinggal disatu tempat, akan berbelanja untuk makan minum maupun oleh-oleh, hal ini tentu menjadi multiflyer effect bagi semua sektor jasa lainnya yang akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi kita, ujarnya.

“ Dinas Pariwisata sangat butuh dukungan ASITA Maluku, khususnya dalam pentahelix akan nada unsur bisnis, government, akademisi, komunitas maupun media, hal ini akan menjadi satu ikatan dalam pengembangan Daerah Tujuan Wisata kedepan, “ harapnya.

“ Pembangunan Kepariwisataan Nasional mengacu PP No 50 Tahun 2011 Tentang RIPPARNAS ada 4 focus kita, yaitu Destinasi Pariwisata, dimana komponennya ada atraksi, aksesibilitas, amenitas, masyarakat local dan investasi. Kemudian Pemasaran Pariwisata, komponennya Branding, Advertising, Selling, Market Segment dan Strategic Alliances. Kemudian Industri Pariwisata dan kelembagaan Pariwisata juga, jelas Pengurus DPD KNPI Maluku ini “.

Beliau juga menambahkan bahwa beberapa waktu yang lalu, Dinas Pariwisata Maluku juga telah menerima kunjungan investor dari Australia terkait penjajakan kerjasama terkait pengembangan sea plane (Pesawat Amfibi), untuk mendukung sarana transportasi penghubung di Maluku. Juga dalam waktu yang beriringan kita juga menerima kedatangan tamu Utusan Khusus Presiden Seychelles untuk ASEAN, HE Nico Barito, yang banyak memberikan masukan untuk pembangunan kepariwisataan di Maluku. Melalui penjajakan ini kemudian sudah ada investor yang akan mengembangkan 3 Pulau kosong yang belum ada fasilitas listrik maupun telepon di Maluku yang akan ditata ulang, dikembangkan sehingga kedepan akan bernilai tinggi, jelasnya.

Menurutnya Maluku ini punya potensi yang luar biasa, namun perlu bersinergi semua stakeholder untuk membangun. Dan menjadi kabar baiknya, mulai tahun ini juga, Pariwisata menjadi Leading sektor Pembangunan di Maluku, bersama Pertambangan, Pertanian dan Perikanan. Harapannya Pemerintah serius, dan hal ini akan diikuti dengan daya dukung anggaran dalam mewujudkannya. Dinas Pariwisata Maluku sangat mengapresiasi setiap usulan Asita, termasuk pertemuan rutin dengan stakeholder Pariwisata, yang tahun lalu Cuma 2 kali, tahun ini volumenya sebanyak 25 kali, bahkan terkait rencana Tuan Rumah Rakernas Nasional ASITA kedepan, kita juga siap memberikan support agar hal ini bisa terwujud nantinya, ujar beliau.

Mengakhiri presentasinya, beliau mengajak ASITA untuk mendukung dengan membuat Paket – Paket Wisata, dengan dukungan event Pariwisata Tahun 2021 yang sudah diprogramkan Pemerintah Maluku yaitu, TOUR de MOLUCCA ( Ambon – Banda – Malra), MALUKU CELEBRATION FESTIVAL (Ambon), FESTIVAL HATTA – SYAHRIR (Banda), FESTIVAL BREDA (Banda), FESTIVAL KAPITAN JONGKER (SBB), SPICE ISLAND FESTIVAL (Banda), TONG – TONG FAIR (Belanda), tutup beliau.

Sedangkan Ketua PHRI Maluku, Bapak Thenny Barlola, sebagai pembicara terakhir,  mengucapkan terima kasih terhadap undangan ini dan mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke-50 ASITA. Beliau mengkrtisi Penetapan 10 destinasi prioritas amanat Presiden, yang telah ditetapkan melalui surat Sekretariat Kabinet Nomor B 652/Seskab/Maritim/2015 tanggal 6 November 2015, yang terdiri dari Mandalika, Nusa Tenggara Barat; Pulau Morotai, Maluku Utara; Tanjung Kelayang, Kepulauan Bangka Belitung; Danau Toba, Sumatera Utara; Wakatobi, Sulawesi Tenggara; Borobudur, Jawa Tengah; Kepulauan Seribu, DKI Jakarta; Tanjung Lesung, Banten; Bromo, Jawa Timur; dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dimana Maluku tidak termasuk. Hal ini merugikan dan menunjukan kelemahan kita, bahkan terlihat sampai saat ini kita belum serius melakukan pembangunan Daerah Tujuan Wisata kita. Untuk itu, kita sangat berharap kedepan akan jauh lebih baik. Pemerintah dalam melakukan program – programnya harus bisa sinergis dan berkolaborasi, G to G, dan diikuti dengan B to B, tegas beliau. Selama ini sudah berapa banyak MoU yang berjalan, namun tidak ada hasilnya, karena tidak diikuti dengan B to B nya,

ujar beliau.

General Manager Hotel Manise Group ini mengatakan bahwa industri perhotelan yang paling terkena dampak Covid-19 ini, terpuruk sekali, bahkan Periode Juni – Juli 2020 kita meliburkan semua karyawan selama 2 bulan lebih tanpa gaji sama sekali. Baru saat ini kita berangsur – angsur pulih, itupun dengan dukungan kegiatan – kegiatan Pemerintah dengan melakukan sertifikasi CHSE, sebagai kepatuhan terhadap Protokol kesehatan, jelasnya.

Beliau juga menyampaikan ketidaksetujuannya terkait kebijakan Walikota Ambon yang mengatakan bahwa Kota Ambon adalah Kota Transit, namun harus menjadi Daerah Tujuan Wisata. Hal ini perlu agar Pemerintah dan semua pihak juga membangun Pariwisata Kota Ambon, mulai dari event maupun fasilitas hiburan, yang membuat para wisatawan betah berlama – lama di Kota Ambon juga, harap beliau.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASITA Maluku, Ilham Sipahutar menyampaikan bahwa sebenarnya acara HUT secara nasional dilaksanakan dengan pemotongan tumpeng secara serentak melalui aplikasi zoom bersama Ketua Umum DPP ASITA, Ibu Dr N Rusmiyati., M.Si pada hari Sabtu, 7 Januari kemarin, namun karena kesibukan baru hari ini bisa kita laksanakan. DPD Asita Maluku optimistis ASITA mampu membangun kesamaan pemikiran bersama Pemprov Maluku khususnya OPD Teknis terkait.

” Melalui momentum 50 Tahun Golden Anniversary ini, kita berharap Pemerintah serius melakukan recovery dunia usaha khususnya sektor Pariwisata. Selama masa pandemic, dunia usaha terpuruk, sudah sebaiknya hadir berbagai kebijakan yang pro dunia usaha, yang hingga kini kita belum dengar dari Pemerintah, khususnya Pemkot Ambon, seperti insentif kebijakan keringanan bahkan pembebasan tunggakan SITU, Pajak, iuran BPJS bahkan fasilitas kredit perbankan, tegasnya “

Mantan Ketua KADIN Kota Ambon ini menyampaikan hal ini dirasa perlu, karena selama masa pandemic teman – teman dunia usaha hanya berusaha bertahan, namun berapa banyak usaha yang kolaps juga pada akhirnya. Jika kita lihat data Dinas Pariwisata Maluku terkait data kunjungan trennya turun jauh, Wisman local tahun 2019 (13.153) dan tahun 2020 (1.895), serta Wisnus 2019 (76.842) dan tahun 2020 (17.643), untuk itu Pemerintah harus hadir dan berkolaborasi dengan dunia usaha untuk bangkit pasca pandemic ini, pintanya “. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *