SABUROmedia, Ambon – Pengurus pimpinan daerah Gerakan Pemuda Islam (GPI) kota Ambon ikut menyikapi aksi demonstrasi yang mengatasnamakan Warga Indonesia Timur (WIT) khususnya Maluku oleh kelompok masyarakat di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ketua Umum PD GPI Kota Ambon, Ruslan Rumaratu mengatakan dalam rangka menyikapi aksi sekelompok preman yang membawa nama Indonesia Timur dan khususnya Maluku. Aksi tersebut sangat tidak terpuji dan menciderai hati pemuda islam di kota Ambon.
Hal ini disampaikan Rumaratu dalam konferensi persnya yang berlangsung di sekretariat GPI kota Ambon, Rabu (25/11/2020).
Rumaratu menjelaskan, pasalnya narasi provokatif yang digaungkan adalah Ulama dan alat Negara.”kami menilai aksi tersebut sengaja memantik kegaduhan ditengah bangsa yang lagi menghadapi resesi ekonomi akibat pandemik covid 19.”ucap ketua umum PD GPi Maluku usai konfrensi pers itu.
Dikatakannya, bahwa aksi mereka telah mengoyak keutuhan hidup berbangsa dan bernegara. Pemerintah dan tokoh Agama Maluku dengan susah payah membangun Maluku yang damai selama sekian tahun. Tentunya perlu dirawat dan dijaga dengan sebaik mungkin. “Kami mengecam pihak-pihak yang sengaja ingin membenturkan perdamaian orang maluku dengan aksi murahan. Tentunya kami akan lawan dan jihad pertahankan perdamaian yang lahir dari Perjanjian Malino.”tegas Rumaratu.
“ Kami sesalkan Aksi yang diikuti pembakaran Poster Ulama secara sengaja, bahkan narasi orasi demonstrasi menyebutkan ulama dan membawa alat Negara dalam menyikapi pencopotan Baliho dan Spanduk, “ungkapnya.
“Kami mendukung statemen Gubernur Maluku Bapak Dr. Murad Ismail dalam rangka menjaga nilai-nilai kehidupan orang basudara yang terbangun sekian tahun di Provinsi Maluku dan kami mengajak semua elemen kepemudaan di Maluku agar bersama-sama menjaga Maluku yang damai, ” ungkapnya lagi.
Dalam jumpa pers itu Rumaratu juga menyampaikan point-point yang menjadi catatan kritis PD GPI Kota Ambon diantaranya meminta semua pihak agar tidak terprovokasi atas aksi demonstrasi yang mengatasnamakan “Maluku dan Indonesia Timur di jakarta”. Kami Gerakan Pemuda Islam menilai aksi ini sebagai upaya mengadu domba dan memperkeruh situasi bangsa. Apalagi Saat ini Masyarakat Maluku sedang menghadapi Pilkada serentak di 4 Kabupaten Kota dan SBT,Bursel ,Aru Dan MBD yang membutuhkan rasa aman dan damai.
GPI Kota Ambon meminta agar persoalan Baliho dan Spanduk jangan di politisasi dan di besar-besarkan!!!.. Biarlah menjadi ranah pemerintah Pusat dan Pemda DKI Jakarta.
GPI bersama Bapak Gubernur, Pangdam XVI Pattimura, Kapolda dan Kabinda Maluku menjaga NKRI dari pihak – pihak yang tidak bertanggjawab. Meminta Bobby Risakotta tidak menjadi provokator merusak tatanan kehidupan berbangsa orang Maluku. Stop” Hina Ulama dan Menggiring opini publik berlebel Indonesia Timur terkhususnya Maluku for kamong pung kepentingan sandiri. (*Oky Jr)