SABUROmedia, Ambon – Suhu politik jelang pungut suara pada Pemeilihan Kepala Daerah (Pilkada) Seram Bagian Timur (SBT) yang digelar 9 Desember 2020 mendatang kian memanas.

Meski demikian diharapkan para tim dan simpatisan pasangan calon dalam sosialisasi maupun kampanyenya menyajikan kalimat-kalimat yang sejuk dan ciptakan politik yang sehat tampa ujaran kebencian.

Hal ini seperti disampaikan salah satu tokoh muda SBT, Jalil Rumfot saat berbincang dengan Saburomedia.com di Ambon, Senin (23/11/2020).

“ Suasana politik boleh panas tetapi kita selaku anak muda SBT maupun tim masing-masing pasangan calon harus bisa menahan diri dan bertanggung jawab kepada timnya agar terus melakukan tindakan politik yang santun, beretika dan saling menghargai satu sama lainnya,” ingatnya.

Kata Rumfot, perilaku saling menghujat dan menciptakan perbuatan tidak menyenangkan perlu dihindari sebab prilaku itu bertentangan dengan budaya orang SBT, “ Tafibulik Tafilidan, bekerjasama dalam suasana kekeluargaan dan baku sayang.

Untuk itu selaku anak muda harus ada di garda terdepan melakukan pembelajaran politik kepada masyarakat bahwa perbedaan pilihan politik adalah hal yang biasa dalam kehidupan berdemokrasi dan penting untuk terus memupuk rasa persatuan dan kesatuan dalam menciptakan stabilitas keamanan menjelang pilkada.

“ Kita warga SBT itu terkenanl dengan budaya Tafibulik Tafilidan, dimana semangat yang terkandung didalamnya adalah kita saling menghargai, menjujung kebersamaan dalam suasana kekeluargaan mulai dari ujung Teor sampe Kilmuri dan ujung Silalawat katong semua bersaudara, jangan hanya kerena berbeda pilihan dalam pilkada membuat kita dapat memutuskan hubungan persaudaraan antara kita,” jelas Rumfot.

Lanjutnya, hubungan persaudaraan antar warga di SBT terjalin jauh sebelum negeri ini menjadi kabupaten, lantas kenapa harus dengan berbeda pendapat dan pilihan politik kita mesti rebut dan saling menciptakan perbuatan yang tidak menyenangkan.

Kata Rumfot, Ketiga pasangan calon adalah putra putri terbaik Seram Bagian Timur mereka punya satu visi dan misi serta tujuan yang sama dalam membangun, memajukan serta mensejahterakan rakyat di negeri bertajuk Ita Wotu Nusa.

“ Kita harus ingat dan sadar bahwa pertarungan ini hanya akan menghasilkan satu pemenang,dan pemenang itu akan menjadi pemimpin rakyat di negeri ita wotu nusa, bukan pemimpin yang akan memimpin kelompok atau golongan tertentu, tapi untuk semua warga di SBT tanpa memandang latar belakang social dan politiknya,”tutupnya.(SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *