SABUROmedia, Bau-Bau – Bermula sekitar pukul 11.52 WIT, saat beberapa massa demonstrasi yang bergerak dari Polres Baubau menuju gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dihadang oleh beberapa orang tidak dikenal memegang samurai. Lantas pengeras suara pedemo dirusak, kabel-kabel diputuskan.
Kejadian ini berlangsung cepat. Saat personil dari Kepolisian Resor (Polres) Baubau tiba di lokasi kejadian, peristiwa tersebut telah berakhir.
Beberapa jam setelahnya, pukul 15.30 WIT, ricuh terjadi lagi. Kali ini empat buah sepeda motor milik warga setempat sekitaran Jembatan Beli, Lingkungan Kanekea, Kelurahan Nganganaunala, Kecamatan Bepatupoaro, dirusak beberapa orang tidak dikenal. Kejadian ini juga berlangsung cepat sehingga pelaku tidak tertangkap.
Setelah peristiwa perusakan motor itu, puluhan warga Kelurahan Nganganauma lalu mencari pelaku, namun tidak ditemukan.
Para warga yang kesal lantas memblokade bilangan Jalan RA Kartini. Masyarakat sempat heboh karena puluhan orang yang memblokade jalan saat itu membekali diri dengan sejata tajam; samurai dan busur. Saat pemblokadean jalan inilah seorang warga yang berprofesi sebagai driver ojek kena pukulan hingga mengalami luka lebam di wajah.
Setelah beberapa jam jalan diblokade, polisi baru tiba. Kemudian mengamangamankan para masyarakat yang memblokade jalan. Sekira 16.30 WIT, barulah sutuasi bisa kondusif. Jalan RA Kartini yang tadinya diblokde kembali bisa digunakan oleh pengendara.
Menurut Kapolres Baubau, AKBP Zainal Rio Chandra Tangkari, kericuhan dipicu karena adanya sekelompok pemuda yang menyerang dan merulakukan perusakan fasilitas milik warga Lingkungan Kanakea, Kelurahan Nganganaumala. Warga yang marah kemudian mencari pelaku.
Pemblokadean jalan sendiri dilakukan warga dengan alasan mengantisipasi serangan susulan.
“Saat ini kita masih dalami proses hukumnya, (apa motifnya juga) masih kita dalami. Karenakan ada permasalahan awal, apakah ini ada kaitanya atau bagaimana,” terang Rio Tangkari di lokasi kejadian, tanpa menerangkan permasalahan awal tersebut.
Ditanyai apakah pengrusakan pengeras suara para demonstran ada kaitanya dengan permasalahan ? jawaban Rio Tangkari senada, masih akan dilakukan pendalam. Dia mengungkapkan, perusakan alat pengeras suara dilakukan oleh warga Kanakea, karena dianggap menggangu waktu istrahat seorang warga yang sedang sakit ditempat itu.
“Ada pergerakan massa aksi yang lewat di wilayah (Kanakea). Kemudian warga menolak sehingga terjadi perseteruan (warga dan demonstran hingga perusakan alat pengeras suara),” terangnya.
Tambah Rio Tangkari, Polres Baubau juga tetap akan menindak lanjuti secara hukum warga Kanakea yang diketahui membawa senjata tajam saat memblokade jalan.(SM)