SABUROmedia, Ambon – Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan system online hanya bisa dilakukan didalam kota kabupaten, jika sudah masuk di daerah-daerah terpencil seperti di dusun-dusun dinilai belum siap, terutama dari sisi biaya dianggap belum mampu untuk menghadirkan fasilitas media.
“ Kalau hanya satu orang anak mungkin bisa beli satu buah handphone atau laptop, tapi bagaimana jika terdapat dua sampai tiga anak tentu ini yang juga harus dipertimbangkan,” terang Kadis Pendidikan Seram Bagian Barat (SBB), Nasir Suruali saat berbincang dengan Saburomedia.com, Senin (27/07/2020).
Atas kondisi demikian kata Kadis kemungkinan akan dilakukan kombinasi system belajar, pertama jika di sekolah itu proses belajar mengajar bisa dilakukan secara online, tetap jalan. Hanya saja disisi lain tidak efektif terutama tentang penilaiannya, bagamaina mengetahui perkembangan anak didik dan hal ini yang paling signifikan.
Dan yang kedua system manual itu bisa dipakai juga, mungkin dengan adanya UPTD-UPTD ini bisa menjangkau wilayah itu dalam hal pembagian alat bantu belajar seperti buku juga bisa dilakukan. ” jadi memang agak kontradiktif di SBB sebab jikalau misalnya kita satukan system online dengan manual tetap masih ditemui kelemahannya,” terang Kadis.
“ Seperti di daerah Taniwel, disana notabene sekolah digunung-gunung fasilitas internet belum ada ditambah kemampuan anak dalam mengoperasikan fasilitas elektronik yang belum signifikan,”tutur Kadis mencontohkan.
Dalam kondisi seperti ini kata Kadis, proses KBM belum dipastikan bisa berjalan secara maksimal, berharap masa sulit pandemic ini seceptanya selesai. Sebab melihat belakangan ini anak-anak kepingin untuk segera masuk sekolah.
Kadis mengaku banyak Kepsek datang mengusulkan kalau bisa pada sekolah tingkat Dasar diminta untuk memulai aktifitas belajar hanya untuk kelas 1 SD dan kelas 6 SD, dimana kelas 1 untuk bisa lancar membaca dan kelas enam menghadap ujian tapi disisi lain siapa yang bisa menjamin dengan panyakit covid ini.
“ Jadi memang kami belum bisa mengambil suatu Langkah untuk sekolah itu sudah bisa jalan, belum. Masih dalam kajian dinas Kesehatan soal posisi SBB dalam covid seperti apa?. Kalau sudah ada surat rekomendasi dari dinkes yang disampaikan langsung ke kita baru nanti kita sampaikan ke ketua tim gugus tugas. Dari keputusan ketua tim gugus baru ada Langkah selanjutnya,”ujarnya.
“ Kalau belum begitu saya selaku Kadis Pendidikan belum bisa mengintruksikan untuk aktif sekolah, Memang dilematis dalam suasana covid ini, hampir kita tak bisa berbuat apa, jadi jangan pandang enteng dengan covid ini,” lanjutnya mengingatkan.
Kadis juga menekankan para guru agar turut aktif dalam memantau para peserta didik dengan turun langsung menjamah mereka untuk mengecek perkembangan belejar mereka.
Dalam kondisi seperti ini menurut kadis proses belajar anak dianggap efektif yaitu dengan materi pembelajaran berupa memberikan tugas yang harus dikerjakan, hal ini juga bagian dari pada bentuk pengawasan dari pihak guru pada peserta didik. Sebab jika proses belajarnya dilakukan secara tatap muka sangat tidak efektif dikarenakan para tenaga pendidik harus mendatangi murid satu persatu dan itu dan sangat memakan waktu dan tenaga.
Kadis menambahkan, bahwa masalah Pendidikan ini bukanlah hanya menjadi tanggungjawab dinas Pendidikan tetapi adalah tanggungjawab bersama, tanggungjawab Lembaga -lembaga yang consent dibidang Pendidikan, “ Hanya saja dalam aktifitasnya dalam kondisi saat ini protap Kesehatan itu perlu dijaga dan itu lebih bagus lagi,”pinta Kadis. (SM)