SABUROmedia, Ambon – Salah satu agenda dalam Kunjungan Kerja (Kunker ) Menteri Koordinator Politik Hukum dan Kemanan (Menkopolhukam) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di provinsi Maluku menggelar silaturahmi dan bertatap muka dengan sejumlah tokoh diantaranya, para Akademisi, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Dan Organisasi Masyarakat Di Provinsi Maluku.
Kunker ini juga terkait pelaksanaan Pilkada serentak 2020, dengan mengajak masyarakat disiplin taat protokol kesehatan covid 19, dan perkembangan situasi politik terkini.
Acara pertemuan bersama lintas tokoh di Maluku ini berlangsung di Swisbell Hotel, kota Ambon, Kamis (23/07/2020).
Turut hadir dalam kegiatan Gubernur maluku, Kapolda Maluku, Pangdam XVI Patimura, Rektor Unpatty, Mantan Wakil Gubernur Maluku, Mantan Ketua sinode GPM, jhon Ruhulesin, Sekertaris Kota Ambon , Kapolres Pulau Ambon Dan Pulau pulau lease
Mengawali sambutannya, Menkopolhukam, Mahfud MD menyampaikan bahwa Indonesia memiliki ciri has yang berbeda dengan bangsa lain karna bangsa indonesia merupakan bangsa yang merdeka tampa di berikan oleh bangsa lain,
“ Bahwa bangsa ini memiliki Para pemuda yang hebat, berani, karna turut memperjuangkan kemerdekaan indonesia, makadari pada itu, bangsa ini, adalah salah satu bangsa yang memiliki kesatuan, walau pun dari berbagai suku bangsa, agama, golongan Ras, yang berbeda, dan inilah yang membuat bangsa ini menjadi bangsa yang kuat dan besar, “ujarnya.
Sementara itu Mendagri, Titto Karnavian menyampaikan momentum Pilkada bukan menjadi penularan tetapi justru menjadi gelombang untuk memobilisasi masyarakat menjadi agen perlawanan Covid 19.
Hadir juga Wakapolri menyampaikan sambutannya Bahwa penghormatan kepada masyarakat adalah merubah instrumental, merubah minset dalam kepolisian, bahwa masyarakat merupakan mitra dari pada Polri, tidak perlu adanya kekerasan terhadap masyarakat, tetapi kita harus melakukan langkah-langkah perubahan, dengan pendekatan Kamtibmas, konsep kepolisian yang proaktif terhadap masyarakat.
“ Jika ada masala selama masih bisa di selesaikan dengan cara kearifan Lokal , malah ini sesuatu yang lebih baik, kalau pun cara kearifan lokal tidak selesai baru pemberlakuan secara hukum, dan itu berbeda dengan kasus seperti pembunuhan dan kasus berat lainya.
Wakapolri juga menyentil soal literatur gejed di Indonesia yang sudah pada angka 400 juta lebih dan 170 juta masyarakat sudah terkonek dengan internet, dengan ini Apakah meraka bisa mengfilter berita- berita yang masuk.
Kebanyakan dari kita hanya lebih terfokus kepada headlinenya saja, dan terkadang kita langsung share , dan tampa membaca terlebih dulu, dan ini bisa memecahkan bangsa.
“ Harap saya jika ada peberitaan di media sosial perlu kita baca sampai selesai dulu, baru bisa kita bagikan supaya jangan menjadi berita hoax, karna itu perlu kita membaca sebuah berita harus sampai selesai,” Tutup WakaPolri.(Erol)