SABUROmedia, Piru – Mengantisipasi terjadinya krisis pangan akibat dampak wabah Covid-19 yang belum diketahui kapan berakhir, masyarakat dituntut untuk bisa mandiri dalam menjaga ketahanan pangan.

Hal ini seperti disampaikan Kepala dinas Pertanian Seram Bagian Barat (SBB), Mansur Tianotak, SP kepada  wartawan diruang kerjanya Kamis(25/06/2020).

” Atas nama pemerintah kabupaten SBB mengapresiasi masyarakat yang mengikuti himbauan bupati untuk kembali berkebun,” ucap Tianotak.

Dikatakannya, untuk menjaga ketahan pangan terutama pangan lokal di SBB bupati mengajak masyarakat untuk kembali berkebun.

” Dalam setiap pertemuan dan kunjungan kerja, pak bupati selalu mengajak masyarakat agar menggarap lahan mereka untuk dijadikan kebun, baik lahan tidur maupun lahan bekas kebun yang telah ditinggalkan. Hal ini demi menjaga ketersediaan pangan lokal didaerah ini dan lebih khusus bagi keluarga selama masa pandemi Covid-19, ” terangnya.

Dijelaskan, sesuai keinginan bupati SBB M. Yasin Payapo agar bantuan dari Pemkab SBB harus tepat sasaran, maka pihaknya tengah melakukan verifikasi data.

” Dinas pertanian saat ini tengah melakukan verifikasi data kepala Keluarga(KK) Miskin yang bersumber dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa(PMDes), agar bantuan yang diberikan tepat sasaran sesuai perintah pak Bupati ” jelasnya.

Sesuai data yang diterima dari dinas PMDes, jumlah KK Miskin berkisar 12.000an.

“Ada sekitar 12.000an jumlah KK miskin yang kami terima dari PMDes yang bergerak dibidang pertanian yang saat ini kami verifikasi. Dari 12.000, sekitar 7000 sudah tertangani melalui program Padat Karya Tunai(PKT) desa. Sisanya itu nantinya dibantu pemerintah kabupaten SBB ” urainya.

Dirinya berharap kepada masyarakat, kebun yang sudah diolah jangan sampai ditinggalkan.

Sebagian besar masyarakat SBB memang telah mengolah lahan tidur dan menghidupkan kembali bekas kebun yang sudah ditinggal, bahkan menjadikan pekarangan rumahnya sebagai kebun keluarga yang ditanami berbagai macam pangan lokal, seperti Singkong, Talas, Ubi Jalar, Jagung dan lain-lain.

” Harapan kami, apa yang sudah dikerjakan dapat terus berjalan secara kontinyu, Agar ketahanan pangan lokal dapat terjaga. jangan jegiatan berkebun dilakukan sebatas musim pandemi Covid-19 saja ” harapnya.(SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *