SABUROmedia, Ambon – Berharap ada kebijakan Pemerintah Kota Ambon memberi kelonggaran untuk kembali berjualan, para pedagang di Ambon Plaza (Amplaz) ini memaksakan diri mendatangi pusat perbelanjaan Amplas untuk membuka toko mereka.
Meski terlihat pintu masuk Amplas dalam kondisi tertutup, para pedagang ini rela menunggu berharap pintu masuk amplas Kembali di buka, warga pun memadati pintu masuk yang mengakibatkan terjadi penumpukan orang.
Pantauan Saburomedia.com di lokasi, Rabu (24/06/2020) siang Nampak kerumunan warga terjadi tepat dipintu masuk Amplas. Di Amplas sendiri terlihat ada sebagian toko yang beraktifitas menggelar dagangan, dan sebagiannya tertutup.
Warga yang terlihat berkerumun di pintu masuk Amplas adalah mereka para pemilik toko dan warga yang mengais rezeki di Amplas yang sementara kiosnya ditutup. Penutupan sendiri diketahui atas penerapan aturan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagaimana Perwali No.18 Tahun 2020.
Kepada Saburomedia.com salah satu pedagang kios di lantai 2 amplas yang meminta ditulis Namanya AM mengaku mengetahui informasi tentang penutupan aktifitas jual beli di amplas selain yang diperbolehkan hanya kios sembako.
“ Memang sudah ada info dari kemarin malam bahwa besok hari Rabu itu semuanya kios sudah harus tutup, terkecuali kios sembako,”ujarnya.
Dikatakannya atas kebijakan pemberlakuan PSBB itu awalnya para pedagang mendukung, hanya saja para pedagang memilih tetap datang karena berharap ada solusi atas dampak yang dirasakan dari pemberlakuan PSBB itu.
“ Kami semua para pedagang sangat mendukung kebijakan pemerintah Kota Ambon terkait dengan pemberlakuan PSBB ini, hanya saja kami kenapa tetap datang karena kami berharap ada kebijakan dari pemerintah Kota Ambon yang bisa menjadi solusi baik bagi kami para pedagang,”terangnya.
AM mengaku tidak mungkin berharap bantuan dari pemerintah Kota Ambon karena yang selama ini terjadi juga bantuan itu tidak pernah tersalurkan dan tidak pernah diterimanya.
AM juga mengaku pernah mengurus dan mengajukan permintaan bantuan dengan memenuhi segala ketentuan administrasi sebagaimana syarat yang sudah disampaikan dilingkungan tempat tinggalnya, namun hingga kini bantuan yang dimohonkan tak kunjung diperoleh.
“ Di lingkungan tempat tinggal kami dari sebelum puasa saja kami sudah memberikan fotocopy KK dan KTP pada RT tapi sampai sekarang bantuan itu tidak kami rasakan,”tuturnya.
Karena kondisi itu para pedagang mau tidak mau memilih harus berdagang karena demi memenuhi kebutuhan keluarga dan kebutuhan anak sekolah mereka.
“ Kalau semua sudah seperti ini maka otomatis kita bisa mati bukan karena corona tapi karena penderitaan yang kami alami akibat kebijakan PSBB ini, dari hal inilah kami sangat berharap ada solusi yang baik dalam kebijakan PSBB dari pemerintah Kota Ambon kepada kami para pedagang kecil dalam memenuhi kebutuhah hidup sehari-hari,”tandasnya. (SM)