SABUROmedia, Ambon – Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Tamilouw atau HIPPMAT Ambon menggelar diskusi online membahas wabah virus corona dengan tema “Dibalik Covid-19: Nasib Malteng dan Gerak Pemerintah Malteng Di Tengah Ancaman Wabah Covid-19” pada Kamis (14/5) sore.
Ketua Umum HIPPMAT Ambon Firman Hatan mengatakan bahwa diskusi ini dilakukan sebagai upaya untuk melihat nasib Malteng dibalik wabah Covid-19 serta mengaktifkan pikiran publik dalam melihat kinerja pemerintah terkhususnya pemerintah Malteng dalam menangani wabah Covid-19.
“Kami sengaja melakukan diskusi ini dengan tujuan melihat fakta dibalik wabah Covid-19, serta melihat nasib Malteng dan gerak pemerintah dalam mengatasi ancaman dari wabah Covid-19 ini” kata Hatan.
Pada diskusi ini juga hadir narasumber seperti Dr. Nasaruddin Umar selaku dosen hukum tata negara IAIN Ambon dan M. Tahrir Wailissa selaku Ketua Umum Badko HMI Mal-Malut serta Nardi Maruapey sebagai moderator dalam diskusi tersebut.
Terkait situasi dan kondisi bangsa dan negara yang sedang terjadi ini, Dr. Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa ada dua hal mendasar yang harus dilihat terkait dengan langkah dan kebijakan pemerintah yakni dari pemerintah pusat dan daerah.
“Terkait keputusan pemerintah pusat menjadikan Covid-19 sebagai bencana atau darurat nasional, sehingga dalam kondisi ini baik pemerintah pusat maupun daerah mengambil berbagai kebijakan. Misalkan muncul peraturan perundang-undangan (Perppu) serta kebijakan anggaran dengan munculnya berbagai bantuan-bantuan sosial seperti PKH dan BLT” tutur Dr. Nasaruddin Umar.
Dosen HTN di IAIN Ambon ini juga mengkritisi langkah-langkah pemerintah terkait kebijakan yang diambil yakni pada Perppu dan kebijakan anggaran yang dimaksud karena tidak relevan dengan apa yang sedang terjadi. Sebab kedua kebijakan itu hanya lebih melihat permasalahan ekonomi padahal yang dihadapi sekarang adalah masalah kesehatan dan ancaman terhadap nyawa manusia.
“Saya melihat ada ketidakseriusan pemerintah dalam menangani wabah Covid-19 di daerah-daerah di seluruh Indonesia karena terlalu fokus pada permasalahan ekonomi, padahal virus corona ini jelas-jelas mengancam kesehatan dan nyawa manusia. Pada sisi yang lain juga pemerintah belum mampu memutus mata rantai wabah Covid-19 akibat pemerintah daerah yang sampai hari ini belum mengambil kebijakan lockdown” kata Dr. Nasaruddin.
Sementara berdasarkan penyampain Ketua Umum Badko HMI Mal-Malut, menurut dia bahwa terkait nasib Malteng di tengah wabah ini, ada dua hal yang harus dilihat yakni Malteng dalam konteks demokrasi dan Malteng di tengah wabah.
“Kita sebagai anak bangsa harus melihat wabah Covid-19 dalam konteks yang lebih luas bahwa ada sesuatu berupa desain besar dari para kelompok oligarki dengan memanfaatkan kondisi yang ada untuk melanggengkan kepentingan mereka” ungkap Tahir.
Lebih lanjut dan mendalam dia menjelaskan bahwa cara berpikir anak bangsa harus ditingkatkan lagi tarafnya dalam menanggapi peristiwa yang selalu terjadi di sekitaran kita agar kita jangan teralalu panik sementara para elit negara dengan senangnya memanfaatkan situasi pandemi ini.
“Memang pada kondisi ini sebagai anak bangsa yang sadar bahwa cara berpikir kita harus tinggikan lagi tarafnya dalam menanggapi Covid-19 sebagai agenda kejahatan global, serta dalam menghapai pandemi ini agar kita jangan teralalu panik karena para elit negara sedang dengan memanfaatkan situasi ini untuk membuat kejahatan dan merampok uang negara” kata Tahir.
Pada akhir diskusi, Nardi Maruapey menutup diskusi dengan mengatakan bahwa publik dalam hal ini pemuda, mahasiswa, organisasi, LSM, dan seluruh elemen masyarakat diharapkan terus kritis dalam melihat fakta dan fenomena covid-19. Sehingga yang menarik di tengah pandemi covid-19 adalah kita mampu mempertemukan dan menyatukan pikiran-pikiran tanpa dibatasi ruang dan waktu. Kapanpun dan di manapun kita bisa berdiskusi secara intens.
“Publik baik itu pemuda, mahasiswa, organisasi, LSM, dan lain sebagainha diharapkan agar selalu berpikir kritis dalam menanggapi fakta dan fenomena yang terjadi dibalik Covid-19. Dan yang menarik di tengah pandemi covid-19 adalah kita mampu mempertemukan dan menyatukan pikiran-pikiran tanpa dibatasi ruang dan waktu” tutur Nardi menutup diskusi online tersebut. (SM)