SABUROmedia, Medan – Kisah mengiris hati menimpa seorang warga miskin di Jalan Mawar Gang Banteng, Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (18/4/2020) lalu. Seorang warga terpaksa mencuri satu karung beras karena sudah sangat kelaparan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Tindakan nekat dalam mencuri beras itu ternyata ketahuan, sehingga warga miskin yang diketahui bernama Atek (40) tersebut, menjadi bulan-bulanan warga. Sejumlah warga melampiaskan amarahnya, memukuli Atek. Pria malang ini kesakitan, bahkan pelipisnya pun berdarah akibat luka bekas pukulan tersebut.

“Aku terpaksa mencuri beras karena tidak tahan menahan rasa kelaparan. Tidak ada lagi beras apalagi ikan di rumah. Bantuan beras dari pemerintah sebanyak 5 kilogram (kg) memang ada. Tapi beras itu sudah saya kasih kepada istri untuk bisa dikonsumsi bersama tiga anak kami. Mereka tinggal di rumah mertua,” ujar Atek, Minggu (19/4/2020).

Lokasi pencurian beras dengan ukuran karung 5 kg itu dilakukan di Jalan Cintra Karya, Lingkungan 6, Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Mesan Polonia. Beras itu dicuri dari sebuah warung di sana. Nasib apes Atek pun terjadi karena pemilik usaha kelontong itu berteriak malik.

Atek kemudian ditangkap warga yang kemudian menghajarnya. Selain karena kelaparan, Atek mengaku melakukan aksi ini karena sudah kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19 tersebut. Sebelumnya, dia bekerja sebagai tukang bubut di Delitua.

Pandemi corona membuat tempat kerjanya sepi pelanggan. Pemilik usaha pun akhirnya menutup sementara usaha pembubutan tersebut.

“Setelah tidak ada pekerjaan, istri membawa tiga orang anak kami pergi meninggalkan saya. Mereka tinggal di rumah mertua saya di Jalan Perjuangan, Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia. Begitu menerima beras bantuan pemerintah, saya langsung mengantar beras itu kepada istri. Tidak ada yang saya bawa ke rumah,” jelasnya.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Medan Baru, Kompol Martuasah Tobing menyampaikan, pihaknya mengamankan Atek setelah mendapatkan laporan dari masyarakat. Polisi mengamankan Atek dalam kondisi sudah kesakitan, pelipis berdarah dan tubuh lemah.

“Begitu mendapatkan informasi itu, saya memerintahkan Kanit Binmas Iptu Hirlan Rudi Suprianto turun ke lokasi kejadian. Atek langsung diamankan. Saat ditanya petugas kita, Atek mengaku mencuri beras itu karena sudah sangat kelaparan. Beras itu rencananya mau dimasak oleh Atek di rumahnya,” ujar Martuasah.

Setelah mendengar pengakuan Atek, sambung Martuasah, anggotanya itu langsung melakukan pengecekan ke kediaman tersangka pencurian itu. Iptu Hirlan juga menanyakan kepada warga atas kebenaran sekitar tempat tinggal Atek. Sejumlah warga mengakui bahwa Atek tinggal si rumah yang ditunjuknya tersebut.

“Bangunan rumah Atek semi permanen, dan separuhnya berdinding tepas. Lantainya hanya semen biasa dan atap rumahnya sudah banyak yang bolong-bolong. Tidak ada barang berharga di dalam rumahnya. Memang benar, Atek mencuri beras itu karena tidak tahan menahan rasa lapar. “Dia sudah berhari-hari tidak makan. Hanya minum air putih saja,” katanya.

Merasa prihatin dengan kondisi Atek, Iptu Hirlan kemudian melakukan mediasi dengan pemilik warung untuk berdamai dengan Atek. Tidak sampai di situ, perwira polisi itu juga membelikan sekarung beras ukuran 5 kg dan telur satu papan, yang kemudian diserahkan kepada Atek. Iptu Hirlan juga menyerahkan uang sebesar Rp 150.000 untuk Atek.(BS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *