SABUROmedia, Ambon – Achmad Lasaimu, salah satu tukang reparasi emas di jalan Ay.Patti kota Ambon mengeluhkan kondisi saat ini yang tidak menentu yang mempengaruhi penghasilan perharinya.

Pria berusia 32 tahun ini mengaku sempat memilih menutup loket reparasinya mengingat tiap harinya selalu sepi pengunjung.

Kondisi ini mulai dirasakannya semenjak pemerintah daerah provinsi Maluku mulai menyampaikan himbauan ke warga atas antisipasi penyebaran wabah covid-19 yang salah satunya dengan tetap berada di dalam rumah.

Meski demikian ia terpaksa tetap menggelar loket reparasinya meski sadar sepi namun dengan penuh rasa sabar berharap ada aji mumpung, daripada harus berdiam di rumah tak dapat yang bisa dilakukan sementara anak istri butuh makan.

” Waktu pemerintah himbau untuk tetap dirumah, beta tetap dirumah, tapi selama dirumah beta bingung karena seng ada pemasukan, anak istri mamu makan apa, terpaksa beta turun di tempat kerja, ya semoga ada rejeki. Biasanya memang dalam satu hari ada saja yang datang biking cincin tapi sejak ada corona ini seng ada yang datang lai, ” ujarnya khas dialog Ambon sambil menghela nafas panjang saat berbincang dengan Saburomedia.com, Kamis (16/04/2020).

Menurutnya pemasukan yang biasanya sebelum covid19 mewabah bisa sampai Rp,250.000 perhari, namu sudah 3 minggu ini pendapatan perhari bisa dikatakan Nol rupiah.

apalagi ketika beredarnya kabar hoax yang sempat viral yang menyuruh untuk tidak berkegiatan apapun selama 3 hari. ada sebagian dari mereka yang termakan hoax tersebut sehingga dengan terpaksa menutup toko.

” Apalagi disini tiap hari harus bayar retribusi, belum biaya untuk anak istri dan seng ada pemasukan, katong bisa gulung tikar model ini, ” tambah Achmad.

Sejak mewabahnya virus covid-19 di kota Ambon, hampir seluruh sektor mulai dari perdagangan sampai penyedia jasa mengalami penurunan pendapatan yang sangat signifikan.

Hal ini juga seperti dirasakan oleh para penyedia jasa reparasi emas yang sehari-hari bertempat di lorong batu jalan Ay Patti kota Ambon.

Dalam kondisi yang memprihatinkan seperti ini, memang perlu adanya kebijakan taktis dari pemerintah kota sehingga dapat menyelamatkan pengusaha-pengusaha micro dari efek domino wabah covid19 di kota Ambon. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *