SABUROmedia, SBB – Kondisi Kembali Memanas di Perbatasan Hualoy-Tumalehu & Latu, meski upaya damai tengah dilakukan antar tiga desa bertetangga itu namun kini kembali bersitegang.
konflik antara warga Hualoy-Tomalehu dan Latu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) kembali terjadi, Kamis (26/03/20). Ketegangan antara ketiga warga negeri tersebut terjadi sejak pukul 06.00 WIT.
Aksi saling serang tersebut dipicu oleh pelemparan bom dan tembakan di daerah perbatasan yang diduga dilakukan oleh warga Latu pasca penarikan Tentara BKO Satgas 136 Tuasakti yang bertugas di wilayah perbatasan ketiga negeri tersebut beberapa hari lalu.
Salah satu warga Hualoy Hamza Lussy yang dihubungi via telepon selulernya mengatakan, sejak penarikan Tentara BKO Satgas 136 Tuasakti dari wilayah perbatasan ketiga negeri di Kecamatan Amalatu itu, aksi pelemparan bom dan tembakan hampir terjadi setiap hari.
“Kondisi ini sudah terjadi beberapa hari kemarin, sejak penarikan tentara BKO di daerah perbatasan,” ujarnya.
Dia menambahkan, aksi saling serang yang terjadi sejak pagi tadi, dipicu oleh warga Latu yang melakukan penyerangan ke negeri Hualoy-Tomalehu dengan menggunakan katapel bom dan senjata.
“Sejak tadi pagi, kami diserang dengan bom yang dilempar menggunakan katapel dan rentetan tembakan oleh warga Latu,” tandasnya.
Atas insiden itu Ketua Umum Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Hualoy (HIPPMAH), Muslim Azhari Saleh, mengutuk aksi penyerangan oleh warga Latu tersebut.
Menurutnya, upaya perdamaian yang coba dilakukan tidak pernah diindahkan oleh masyarakat Latu. “Usaha menuju penyelesaian konflik dan perdamaian sudah beberapa kali dilakukan, baik oleh pemerintah negeri Hualoy dan Tomalehu maupun dari kami mahasiswa, tapi tidak disambut baik oleh warga malah dibalas dengan aksi penyerangan,” tuturnya.
Ia berharap, penegak hukum baik dari pihak kepolisian dan TNI serta pemerintah daerah Kab.SBB untuk serius menangani masalah tersebut. “Konflik antara ketiga negeri ini sudah berlangsung kurang lebih satu tahun, kami berharap pihak penegak hukum secara serius menangani masalah ini agar tidak berlarut dan memakan korban,” tutupnya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan pihak keamanan baik dari Satuan Brigif Maluku Tengah maupun Satuan Sabhara Polres Seram Bagian Barat sudah tiba di lokasi kejadian. Untuk diketahui konflik di tiga desa di kecamatan Amalatu itu sebelumnya terjadi aksi saling serang pada Februari 2019 lalu, namun hingga kini upaya damai yang dilakukan kedua belah pihak dengan melibatkan aparat keamanan masih menemui jalan buntu.(SM)