Oleh : Abdul Kadir Pelu (Wabendum Pengurus Besar HMI)
SABUROmedia, Ambon – Good Goverment dalam sistem pemerintahan berskala Nasional (Negara) maupun Daerah bukan saja terkait dengan efektifitas pembangunan maupun stabilitas ekonomi yang baik. Pemerintahan yang baik juga diukur dari bagaimana Eksistensi Pemerintah untuk melihat dan mengambil suatu kebijakan atas sebuah kondisional keadaan genting yang ada dalam suatu roda pemerintahan.
Wabah Virus Corona yang menggelimuti Dunia di Belakangan ini menjadikan Wabah ini menjadi momok yang paling ditakuti untuk seluruh jiwa yang ada dunia. Dibelahan dunia Barat data statistik mencatatkan angka kematian sudah masuk level empat digit yang dimana tersebar di berbagai Negara, mulai dari Angka puluhan, ratusan, hingga bahkan ribuan.
Hal ini terlihat begitu mencekam dari potret kacamata kita di Indonesia dan khususnya Maluku. Indonesia Sendiri telah mencatatkan 310 sepuluh kasus yang tersebar di beberapa Daerah. Dari hasil press reales dari Instansi Pemerintah maupun Lembaga Kesehatanya lainya. DKI Jakarta Menyumbangkan angka Terbanyak disusul Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Daerah Lainya di Indonesia.
Kenapa hal ini bisa terjadi ?
Pertanyaan inilah yang paling mendasar untuk menjawab kenapa begitu cepat wabah ini menyebar di Indonesia !.
Ada setidaknya beberapa faktor Yang lalai sehingga virus ini menyebar begitu cepat diantaranya :
1. The Police is late ( Kebijakan nya Terlambat). Ketika virus ini dideteksi dari bulan lalu, pemerintah terlihat begitu santai dibawa kendali otoritas sendiri yang begitu besar. Padahal banyak hal preventif yang bisa dilakukan lewat otoritas kebijakan kekuasaan yang ada, namun pemerintah lebih banyak mempertimbangkan dampak ekonomi maupun dampak lain akibat dari kebijakan tersebut. Dan hasilnya konsekuensinya masyarakat mulai terpapar bahkan bagian dari aktor dipemerintahan juga ikut terpapar akibat wabah virus tersebut. Padahal kalau kita flashback ke beberapa minggu kebelakang, andaikan pada kebijakan lockdown diberlakukan lebih awal dengan menutup semua akses masuk keluar ke Indonesia mungkin hal ini tidak akan terjadi. Namun sayang nya lagi lagi pemerintah kita lemah dalam mengambil sikap dalam kondisi genting.
2. Unequal population and handling facilities ( populasi jiwa dan fasilitas penanganan yang tak seimbang). Banyak nya jiwa adalah potensi mendasar yang begitu serius di Indonesia apalagi ditambah dengan peralatan fasilitas yang tidak memadai sehingga begitu mudah kita (Indonesia ) terkontaminasi akibat dari kelalaian kita sendiri. Sekarang tugas kita kita sudah semakin berat akibat dari lambatnya kebijakan, pemerintah sekarang baru menyadari bahwasanya tindakan preventif lebih baik daripada penanangan. Namun hal itu sudah terlambat virus mematikan ini sudah tersebar luas di tanah ibu pertiwi. Sekarang tugas kita adalah meminimalisir potensi wabah tersebut agar secepatnya pulih dan mengunci Daerah yang memang secara strategis belum terdampak dan itu salah satu nya Maluku.
Bagaimana Wajah Maluku dua Minggu sampai dengan empat minggu kedepan ?
Status Maluku sekarang sama seperti status Indonesia Di bulan Februari lalu yang dimana masih terbebas dari wabah tersebut. Untuk itu pemerintah Maluku seharusnya cepat mengambil sikap dan langkah strategis untuk menangkal masalah ini dengan mengunci semua akses masuk keluar kota Udara dan laut untuk kebaikan bersama. Apabila tidak ada kebijakan dan tindakan yang efektif maka konsekuensi logis nya wajah Maluku beberapa waktu kedepan akan sama seperti Wajah Indonesia Sekarang.
Untuk itu nasib masyarakat sekarang berada pada sikap yang efektif dari Pemerintah. Andaikan hal ini pemerintah lalai maupun lambat maka kita (Maluku) akan menjadi daerah Yang mempunyai nasib yang sama Seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jatim dan Daerah Daerah Lainya Akibat dari Lambatnya Pemerintah pusat dalam mengambil Kebjiakan.(**)