SABUROmedia, SBB – Masyarakat Buano tak mau lagi janji tapi realisasi, sebait kalimat sinis itu terucap dari seorang warga yang juga korban dari genangan air Nama Ola Desa Buano Utara, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, Usnadin Tombalissa.

Ia menuturkan, banjir dari luapan danau Nama Ola ini sudah jadi langganan warga Adat Negeri Buano Utara tiap tahunnya, tak mengenal musim, asalkan hujan danau yang berada tepat ditengah kampung ini memaksa warga segera mengungsi, sejak dulu hingga kini belum juga ada penanganan serius dari pemerintah daerah setempat.

“ Kondisi ini tentu, selain mengakibatkan aktifitas warga menjadi lumpuh, kondisi kesehatan warga juga yang mudah terserang wabah penyakit, “ ujar Tombalissa kepada Saburomedia.com, Selasa (04/03/2020).

Ironisnya, kata Tombalissa kondisi ini sudah diketahui oleh Pemda SBB dan Anggota Legislatif (Aleg) SBB Periode  2014-2019. Bahkan pernah melakukan kunjungan ke lokasi banjir pada tahun 2018 lalu namun tidak ada langkah dan upaya yang berarti, sehingga kunjungan itu hanya menjadi hiasan dan hura-hura dalam perjalanan dinasnya.

Meluapnya Danau Nama Ola pada tanggal 26 February 2020 mengakibatkan 119 rumah warga tergenang air dan 761 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat-tempat yang aman. Insiden banjir danau Nama Ola ini sontak memicu perhatian Public. Warga Buano tentu sangat berharap sentuhan perhatian dari pihak pemerintah.

Tepat pada tanggal 1 Maret 2020 Aleg Komisi I dan II SBB serta Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi bersama OPD terkait akan melakukan kunjungan dan meninjau langsung kondisi lapangan (Danau Nama Ola) di negeri Buano.

Lewat kunjungan tersebut 30 Anggota DPRD SBB berjanji akan menyumbangkan satu buah mesin pompa air dan Pemda juga ikut meyumbangkan mesin untuk sementara waktu menguras air sambil menunggu kajian dari Litbang SBB.

Lagi, Janji yang disampaikan kepada masyarakat Buano Utara adalah segera mungkin di uapayakan. Litbang SBB selama 6 Bulan bekerja untuk melakukan penanganan dalam bentuk Parmanen. Kunjungan para pemangku kepentingan beserta janji berupa mesin pompa air itu sebelumnya dibahas dalam rapat dengar pendapat oleh DPRD SBB dan Pemda SBB di lembaga terhormat, DPRD SBB.

Oleh karena itu lanjut Tombalissa, masyarakat begitu menaruh harapan bahwa jangan lagi dibohongi berulang-ulang tapi realisasi itu sangat penting. Pasalnya masyarakat kecewa dengan Pemda SBB yang seakan-akan tidak punya perhatian sama sekali karena pada saat banjir yang terjadi di tahun sebelumnya ungkapan yang sama dari pemda untuk segara di atasi juga melalui kajian dari Litbang SBB, namun hasilnya hingga kini nihil, alias bohong.

“ Masyarakat sudah tak mau lagi dengan namanya janji, tetapi butuh realisasi itu yang sangat mereka harapkan agar aktivitas masyarakat tak lagi terganggu oleh banjir luapan Danau Nama Ola, beta sampaikan bahwa kami akan siap mengawal apa yang kemudian Pemda dan Aleg SBB janjikan itu sampaikan kapan pun sehingga bisa mengatasi banjir yang ada, “ tegas Tombalissa sembari mengharapkan bantuan yang sudah dijanjikan itu segera direalisasi. (SM-1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *