SABUROmedia, Makasar – Pendidikan kekinian memang tak dapat ditebak, arahnya berubah mangalun bak pendulum, kiri kanan secara berganti.
Seperti dijaman digital 4.0 ini perubahan bukan hanya pada tatanan konsep belaka tetapi sungguh mempengaruhi gaya dan cara serta subtansi proses pembelajaran kita. diperlukan cara dan taktik tersendiri dalam mengadaptasi diri berada dizona tersebut.
Itulah petikan dan point penting dalam diskusi Masika EduTalk 2020 hari ini. 4 Dekan dan 1 Pengurus Masika memperdebatkan Quo vadis pendidikan tinggi diera digital.
Prof. Budu Mannju yang juga Dekan FK Unhas dan mantan Wakil Rektor IV Unhas ini menantang kita untuk melompati revolusi dan kita yang menjemputnya diujung, bukan beriringan dengan revolusi zaman itu, bisa jadi kita ketinggalan.
Prof Jufri yang menekankan pentingnya adaptasi dengan jaman serba digital ini tanpa melupakan prinsip etika ketimuran kita.
Sementara itu kanda Zakir Sabara Haji Wata menjelaskan dengan data pengguna IT hari ini, baginya kampus yang tidak adaptasi maka akan mati dan ditelan jaman. beda hal dengan Erwin Akib Dekan FKIP Unismuh sedikit mengkhawatirkan perkembangan digital khususnya didaerah Indonesia Timur, utamanya wilayah pedalaman, dan Asri Tadda menutup dengan urgensi digitalisasi pendidikan. Diskusi dipandu apik oleh Ummi Khaerati Syam.
Diskusi Masika EduTalk 2020 ini dibuka Kadis ESDM Sulsel mewakli Gubernur Sulsel, Kulupaisiaoa diikuti peserta para mahasiswa dan pemuda kota Makasar di Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) Minggu (01/03/2020).