SABUROmedia, Ambon – Menyikapi dinamika Partai Golkar menjelang pelaksanaan Musda ke- X Partai Golkar tahun 2020 yang direncanakan awal maret tahun 2020 khususnya terkait dengan perebutan ketua DPD Golkar Maluku.

Salah satu kader muda golkar, Yani Tuhumury menghimbau untuk semua kader dan simpatisan partai golkar untuk tetap menjaga Soliditas, kekompakan dan kebersamaan. Menurutnya kader golkar jangan terjebak dalam paradigma berfikir yang sempit. Musda jangan dimaknai sebagai ajang perebutan kekuasaan semata. Saling berdebat soal siapa yang lebih layak dan berpeluang menjadi Ketua DPD Golkar Maluku, hanya akan membuat kita terjebak dalam eksklusivisme dan subjektivitas berfikir, yang tanpa kita sadari rentan pada keretakan hubungan-hubungan yang seharusnya terjalin harmonis.

Hal ini disampaikan Yani Tuhumury yang juga Wakil Ketua AMPG Maluku saat berbincang dengan Saburomedia.com Senin (24/02/2020).

“ Musyawarah daerah harus dimaknai lebih dalam lagi sebagai momen penting dan strategis untuk kita berefleksi dan melakukan evaluasi kritis serta komprehensif terhadap seluruh perjalanan partai golkar di Maluku selama ini. Musyawarah daerah ke X ini harus menjadi ajang silahturahmi agar kemudian menjadi sarana “Konsolidasi Berbasis Rekonsiliasi” agar kedepan terbangun kelembagaan partai yang efektif, “ terangnya.

Lanjutnya Soliditas, kekompakan dan kebersamaan tetap harus dijaga karena partai yang solit secara Internal , yang tumbuh subur dan berkembang di atas semangat Kebersamaan dan Kekompakan adalah Partai yang mampu membangun Pertahanan Diri yang kokoh menghadapi dinamika, tantangan dan perubahan sekaligus membangun strategi perjuangan yang efektif untuk mencapai target dan tujuan-tujuan politik ke depan.

“ Daripada kita menghabiskan energi untuk saling berbalas pantun di media masa, medsos bahkan rumah kopi menjagokan jagoannya masing-masing, lebih baik kita bicara soal isu-isu strategis yang harus menjadi pikiran rekomendatif untuk kiranya menjadi wacana Musda nanti, “ ujarnya.

Salah satunya soal fenomena kemenangan pilkada di beberapa Kabupaten dan Kota di Maluku yang tidak berbanding lurus dengan kemenangan partai Golkar di Pileg, kemudian kecenderungan memilih pejabat publik bahkan kepala daerah untuk memimpin partai juga ternyata tidak berdampak signifikan terhadap kemenangan partai dalam iven-iven politik.

Oleh karena itu harusnya ada pikiran-pikiran konstruktif bukan saja soal wacana strategi menghadapi dan memenangkan pilkada di Maluku tetapi lebih dari itu kita bicara soal rancang bangun dan strategi yang efektif  untuk melakukan kapitalisasi politik terhadap kemenangan dalam pilkada menjadi energi politik yang memberi kontribusi maksimal terhadap perjuangan partai golkar dalam iven-iven politik pasca kemenangan pilkada.

Ditanya soal ada isu bahwa akan terjadi aklamasi dalam pemilihan ketua DPD Golkar Maluku di Musda nanti, Yani Tuhumury menjelaskan bahwa kalau itu terjadi maka patut kita Syukuri karena substansi pengambilan keputusan kita itu Musyawarah untuk Mufakat, kalau voting itu pilihan alternatif.

Kemudian soal peluang siapa yang bakal terpilih, fungsionaris Glkar Kota Ambon ini merinci bahwa ada 3 nama yang belakangan santer di bicarakan menjelang musda, yakni Richard Louhenapessy, Richard Rahakbauw, dan Ramly Umasugi. Pada dasarnya mereka punya peluang dan kesempatan yang sama.   Pak Richard Louhenapessy sebagai Politisi senior berkharisma yang cukup matang dengan segudang pengalaman dan prestasi, Bung Richard Rahakbauw sebagai Tokoh muda potensial yang juga punya pengalaman dan prestasi, salah satunya sukses menjadi ketua Panitia pelaksanaan musda ke IX yg berhasil menghasilkan Pak Said Assegaf sebagai ketua DPD terpilih secara aklamasi, juga sukses menjadi Ketua Tim pemenangan yang memenangkan Pak Ris Louhenapessy dan pasangannya pada Pilkada kota Ambon.

Kemudian Ramly Umasugi, Bupati dua periode yang sukses mempertahankan dominasi partai Golkar di Kabupaten Golkar Buru, dan sampai saat ini hanya Kabupaten Buru satu- satunya  lumbung partai Golkar di Maluku yang masih tersisa. Maka Dari sisi kelayakan saya kira ketiganya adalah kader kader terbaik yang dimiliki partai Golkar di Maluku hari ini, ketiganya juga punya basis pendukung yang cukup signifikan. Kalau tiga kekuatan ini bersatu dan bisa saling berelaborasi maka akan menjadi energi besar bagi golkar untuk merebut kemenangan demi kemenangan di masa yang akan datang. (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *