SABUROmedia, Ambon – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menaruh target dengan rencana akan mendatangkan wisatawan asal Belanda hingga 6-7 ribu orang.
Hal ini disampaikan Walikota Ambon, Richard Louhenapessy dalam acara lounching Visit Ambon atau tahun kunjungan wisata 2020 di Ruang Terbuka Publik (RTP) Amahusu Beach-Negeri Amahusu, Sabtu (01/02/2020).
Selain visit Ambon 2020, bersamaan juga dengan dilaunchingnya Ruang Terbuka Publik (RTP) Amahusu Beach, launching penggunaan wifi gratis tanpa user name dan password pada 15 titik di kota Ambon, calender of event pariwisata 2020, pelantikan Ambon Promotion Board serta pelantikan LPPD kota Ambon yang baru.
Walikota berharap dari visit Ambon 2020 yang telah dimulai dan puncaknya pada bulan November 2020, akan berdampak terhadap ekonomi kota secara signifikan. Sebab visit Ambon ini menyasar bagi wisatawan belanda yang sebetulnya adalah masyarakat Maluku yang ada di Belanda.
“Jadi misalnya dari masyarakat Maluku, terakhir saya ke Belanda ada kurang lebih 3 ribu orang yang mendaftar ikut visit Ambon. Kalau kita dapat 5-6 ribu saja lalu katakanlah setiap orang dia menghabiskan paling kurang 1 ribu euro berarti Rp 16 juta. Maka kalau 5 ribu orang, akan habiskan 5 ribu euro maka tinggal dihitung saja dampak besar bagi ekonomi Ambon,” harap Louhenapessy usai launching.
Dengan target market 6-7 ribu orang, dimana per Desember 2019 sudah ada 3 ribu orang mendaftar, dirinya optimis apa yang menjadi perencanaan bisa tercapai. Meski diakui pemerintah masih mengalami kesulitan terutama untuk hotel dan penerbangan.
Disinggung apakah kemungkinan menyasar negara Asia dan Eropa lain, Walikota akui memang lagi dorong. Dengan market utama Eropa di Belanda. Tapi juga membuka komunikasi dengan masyarakat Maluku di Amerika, Australia dan negara-negara Asia lain.
“Itu kita dorong. Apalagi acara visit dilaunching secara live lewat internet jadi dia berdampak besar. Saya cek Kominfo-Sandi, sebelum mulai kurang lebih 10 ribu orang mengakses launching visit Ambon. Itu khan positif. Semua itu bagian dari mempromosikan Maluku secara global. Sebab Ambon ibukota provinsi, agak susah untuk menggerakan kab/kota lain jika kita tidak mulai,” pungkasnya. (SM/MR)