SABUROmedia, Ambon – Dewan Mahasiswa (Dema), Senat Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, dan Jaringan Aktifis Filsafat Islam (Japing) menggelar diskusi publik dengan tema, ” Paradigma Keadilan Gender dan Transformasi Sosial.
Dialog tersebut berlangsung di Taman Baca Kampus IAIN Ambon. Senin, (13/01/2020) pukul 13. 00 WIT.
Hadir sebagai Narasumber pada dialog itu, Dosen Ekonomi Syariah, Kahirel dan Nurlaiha Ibrahim, Dosen Biologi IAIN Ambon.
Khaeril, dalam pemaparan materinya, Ia mengatakan diskusi tentang gender ini masih penting dilakukan, karena hal ini menjadi akses-akses untuk perempuan di Maluku.
” Kita tau masih menjadi persoalan, misalnya kemiskinan di daerah-daerah tertentu, terutama di Maluku masih di nomor urut empat, ” kata Khairel kepada media ini usai dialog itu.
Lanjut Khaeril, jadi prespektif gender ini dihubungkan dengan pembagunan, dihubungkan degan bagaimana kantor-kantor bisa respontif terhadap gender, kesehatan anak, bagaimana ibu rumah tangga bisa mengerti hak-haknya dan sebagainya dalam berbasis pembagunan. Itu sangat penting di lakukan.
“Yang lebih penting lagi misalnya dari aspek-aspek peningkatan untuk perempuan, kualitas dan sebagainya, “ungkapnya.
Hal-hal lain mungkin penting untuk pemerintah daerah, bagaimana desain tentang pengembangan SDM perempuan di Maluku, “harapnya.
Di kesempatan yang sama, Presiden Mahasiswa (Presma) IAIN Ambon, Ikbal Kaplale kepada media ini mengatakan, dia sangat merespon baik kehadiran teman-teman mahasiswa untuk mengikuti diskusi yang dilakukan.
Kata Dia, di era melenial, digital ini, kesadaran orang untuk bernilai sosial sudah rendah setelah menggunakan kehidupan yang berbasis digital.
“Itu memang melemakan nilai sosial kemanusiaan, seharusnya ruang-ruang itu ada pada dialog publik seperti ini, misalnya persoalan gender. “unkap Presma IAIN Ambon itu.
“Apa pun tema dialog dan di manapun, seharusnya pemberlakuan gender itu, hanya bukan berbasis pada manusia dan manusia, tetapi manusia dan alam itu paling diutamakan. Misalnya pertumbuhan ekonomi itu harus diperhitungkan pertumbuhan etiologi, “ tegas Kaplale.
Dasar diselenggarakannya kegiatan ini untuk bagaimana merefiu kembali pradigma kita dalam memperlakukan perempuan dan laki-laki dalam lingkungan sosial, “tambah Kabul Allang, panitia dalam acara diskusi itu. (Kis)