SABUROmedia, Ambon– Diskusi publik tentang teroris dan radikalisme dengan sorotan tema, apa dan siapa radikalisme dan apakah Islam agama terorisme? Digelar Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Ushuludin dan Dakwah (USWAH) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon.
Diskusi dengan tema sensitif ini menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya Kasubit I Bareskrim Kapolda Maluku, A. Razzak Sos. SH.MH. Kasih Bimas Islam Kemenag Kota Ambon, H. Husen Sahiri. Pakar Hukum Tata Negara, Nasarudin Umar. Pakar Keagamaan sekaligus sebagai dekan II Fakultas USWAH, Baco Sarlof M. Fil.I dan wakil dekan III, Arman Man Arfa.
Kegiatan tersebut diikuti sejumla mahasiswa Fakultas yang ada di IAIN Ambon. Dipandu salah satu mahasiswa PMI, Robi Tatroman sebagai moderator diskusi berlangsung hangat dan hikmah di gedung Uswah Lantai II, IAIN Ambon, Rabu (08/01/2020).

Dalam penyampainnya Wakil dekan III Fakultas Uswah, Arman Man Arfa, mengatakan, kegiatan ini perlu di kembangkan dalam konteks diskusi seperti ini. Dialog publik seperti ini merupakan salah satu kegiatan akademi yang sudah lama tidak berjalan.
” Di tahun 2020 ini kita lebih mengembangkan dan meningkatan lagi, bahkan semua jurusan dengan tema-tema yang berkualitas sesuai kondisi masyarakat saat ini, “ujarnya.
Kata Arman Man Arfa, paham-paham ini harus dikawal, agar tidak berkembang pada satu paham yang mengarah pada paham terorisme, “ Radikal itu bagus, misalnya sholat dengan baik, yang mengarah kepada tuntutan ajaran Islam, yang kita takutkan sekarang adalah paham-paham radikal yang mengarah pada kekerasaan, perubahan sikap, perubahan sosial ekonomi denga cara yang radikal, “ terangnya.
Ia juga meyampaikan harapnya kepada mahasiswa, agar mampu membaca peluang kemudian mampu melihat paham-paham yang sesuasi karakteristik bangsa kita dan negara ini.
Sementara itu, kasih bimas Islam kemenag Kota Ambon, H. Husen Sahiri. Menjelaskan, untuk mencega paham radikal teroris yang menentang di masyarakat, sebagai anak bangsa mari kita laksanakan kemurnian Pancasila dan UUD 1945, dalam bingkai negara kesatuan republik Indonesia dan dalam bingkai bhineka tunggal ika, “ ungkap Sahiri.
Dikesempatan yang sama Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan PMI IAIN Ambon, Amidhan Wadubun mengatakan, kegiatan ini untuk mengasah pola pikir mahasiswa untuk mengetahui ideologi sebenarnya radikalisme dan ciri-cirinya. Sehingga membuat pemikiran mahasiswa terkombinasi dengan idiologi-idologi yang menyerang agama Islam saat ini.
“Mengingat sistem yang di anut sekarang ini ialah sistem non Pancasila, sehingga bisa merusak negara kesatuan republik Indonesia, ” ujar Wadubun
Kata Wadubun, kami memili tema ini, karena isu yang pertama isu yang dilakukan adalah Islam. Mengingat seluruh media- media barat dan nasional menganggap Islam sebagai agama teroris dan umat Islam yang harus bertanggung jawab atas berbagai ledakan yang terjadi.
“Jadi poin penting untuk kami laukan diskusi ini ialah, mengupas apa betul Islam itu agama teroris atau bukan, “cetus Wadubun.(Kis)