SABUROmedia, Ambon- Jembatan sebagai akses jalan yang melewati sungai Nalbessi di Kecamatan Leksula Kabupaten Buru Selatan (Bursel) provinsi Maluku ini belum juga dibangun.
Padahal jembatan yang melintasi sungai Nalbessi itu menjadi poros utama jalan yang menghubungkan dua Desa antara Desa Neath dan Liang. Akses jembatan ini juga penting dibangun karena menjadi poros utama jalan lintas di Kabupaten Bursel.
Dalam aktifitasnya masyarakat kedua Desa terpaksa harus menggunakan peralatan seadanya untuk menyebrangi sungai, sebelumnya masyarakat sudah mencoba membuat jembatan penyebrangan dengan menggunakan kayu hanya saja besarnya debit sungai dan tingginya volume air menyebakan usaha masyarakat ini menjadi sia-sia.
Tak habis akal masyarakat pun mencoba dengan membuat jembatan dari tali rotan, seperti pepatah tak ada tali rotan pun jadi, asalkan masyarakat kedua desa bisa menjalankan aktifitas ekonomi mereka tiap harinya.

“ Untuk membuat jembatan lain seperti jembatan darurat memang agak susah karena kali terlalu besar dan luas, kini masyarakat hanya bisa membuat jembatan dari rotan untuk dijadikan sebagai pegangan untuk melewati sungai, miris memang pak, “ ujar Kepala Desa Liang, Eliyeser Hukunala saat berbincang dengan Saburomedia.com via telfon Jumat (20/12/2019).
Bahkan sungai yang diperkirakan tinggi air antara 50-70 m dan lebar 50 m itu sudah merenggang nyawa seorang petugas kesehatan bernama Hans Lebatta. Lebatta yang berprofesi sebagai mantri di Kecamatan Leksula itu terhanyut diseret air sungai saat melintasi sungai Nalbessi menggunakan mobil ambulance. Nyawa lebatta tak tertolong lantaran derasnya air sungai.
“ Ia sudah perna ada korban jiwa di sini atas nama Hans Lebatta, beliau adalah seorang mantri dari Kecamatan leksula, beliau hanyut terbawah arus air saat melintasi sungai Nalbessi menggunakan mobil ambulans, “ terang Kades.
Sementara itu tokoh pemuda dari dua Desa, Dolfis Tasane mengatakan pernah menyampaikan kondisi tersebut ke Bupati disaksikan oleh camat saat Bupati melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Leksula beberapa waktu lalu namun belum ada konfirmasi dari pihak pemda untuk melihat persoalan itu.
“ yang menyampaikan kondisi itu langsung dari sejumlah toko-toko adat dan toko masyarakat di hadapan Bupati dan disaksikan oleh camat, “ ungkap Tasane.
Bahkan kata Tasane, kondisi itu pernah juga disuarakan bersama mahasiswa menggelar audiens dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum provinsi Maluku namun belum juga ada hasilnya. Hingga sampai pada Presiden lewat surat terbuka yang diharapkan bisa diperhatikan, “ ya mudah-mudahan pemerintah bisa melihat kondisi jalan di daerah kami, hanya saja sampai saat ini belum ada tanda-tanda, “ ujar Tasane penuh harap. (SM-1)