SABUROmedia, Jakarta — Pasca bertemu dengan Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani melaporkan kepada Presiden RI, Ir Joko Widodo, bahwa sudah ada 28 negara yang antre masuk di IMF, akibat kondisi resesi. IMF juga menyatakan bahwa sudah 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps. Ini disebabkan karena sepertiga ekonomi dunia telah mengalami resesi atau pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut.

 

Namun demikian, Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad yang juga mantan Fungsionaris BPP Hipmi ini menegaskan bahwa hal tersebut perlu disikapi secara proporsional. Kita perlu waspada, tapi tidak perlu terlalu insecure dan diliputi ketakutan yang berlebihan.

 

” Ekonomi Global saat ini memang gejolak yang telah memangkas pertumbuhan ekonomi dunia dari 2,9% menjadi 2,7%. Namun jangan sampai laporan dari Menkeu Sri Mulyani, membuat market menjadi takut. Artikulasi kepada publik di tengah situasi saat ini, harus optimis. “, harapnya.

 

” Ekonomi kita cukup memiliki resliensi yang baik. Mulai dari era Orba sampai dengan Reformasi. ”

 

” Saat ini, optimisme tersebut dapat terlihat dari pemulihan ekonomi di kuartal II 2022 yang relatif merata setelah kebijakan pelonggaran mobilitas dan turunnya kasus Covid-19. ”

 

Pertumbuhan ekonomi juga positif. Kita mampu tumbuh di 5,44% secara year on year (yoy). Ini jauh lebih baik dari perkiraan pasar yang saat itu hanya mematok pertumbuhan 5,2% yoy.”

 

” Dari aspek inflasi, meskipun inflasi di September berada di level 1,17% secara month on month (mom) atau sebesar 5,95% secara yoy. Ini karena kenaikan harga energi. Tapi, inflasi secara year to date (ytd) relatif rendah dibandingkan negara-negara lain, yaitu 4,84%.”

 

“Jadi, waspada boleh. Tapi tidak perlu diliputi ketakutan, tutup Founder KAHMIPreneur ini.” (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *