SABUROmedia, Malteng – Gubernur Maluku Murad Ismail, Selasa (18/1/2021), menyerahkan bantuan sembako dan tali kasih kepada masyarakat Negeri Sepa dan Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah.

Pemberian sembako dan tali kasih ini berlangsung di masing-masing kedua negeri setempat, pasca konflik yang terjadi beberapa waktu lalu.

Di Negeri Sepa, Gubernur memberikan bantuan beras sebanyak 5 ton, yang diterima Raja Asgar Amahoru secara simbolis. Tak hanya sembako, mantan Dankor Brimib Polri ini juga menyerahkan bantuan Rp. 150 juta bagi 15 warga korban penebangan tanaman (600 pohon) yang diterima Kepala Dusun Rohua.

Di Negeri Tamilouw, Gubernur juga memberikan bantuan beras sebanyak 5 ton. Beras ini diterima Penjabat Negeri, Rajak Pawae secara simbolis. Gubernur juga menyerahkan bantuan berupa santunan Rp. 10 juta bagi 1 warga meninggal dunia, yang diterima istri almarhum serta santunan Rp. 1,5 juta/orang untuk warga luka-luka sebanyak 29 orang.

Gubernur dalam arahannya mengatakan, agama, suku, ras dan adat istiadat merupakan kekayaan yang tak ternilai. Hal ini merupakan modal utama pembangunan. Agama jelas Gubernur, menganjurkan perdamaian, suku menampakan kesetiakawanan, ras menggambarkan kebersamaan dan adat istiadat mewujudkan tata susila kehidupan.

Karena itu, harap Gubernur, kita perlu menempatkan agama, suku, ras dan adat istiadat dalam bingkai kebhinekaan.

” Saya cuma mau mengingatkan, berhentilah bermusuhan, berkelahi dengan sesama dan sebagainya. Dan bagi umat Islam, kebetulan kurang dari 70 hari lagi, kita memasuki bulan Ramadhan,” imbau Gubernur.

Gubernur pun menyampaikan beberapa pesan penting saat berada di Kedua negeri.

Ia menghimbau agar, konflik sosial yang sering terjadi antar kampung/desa dalam wilayah Provinsi Maluku, lebih disebabkan oleh emosi sesaat tanpa perhitungan.

“Kondisi ini merupakan potensi negatif yang harus dihilangkan, karena berdampak pada kesengsaraan yang akan dialami masyarakat. Dan di sisi lain, tidak ada konflik yang bisa memberikan kebahagiaan,” kata gubernur mengingatkan.

Masalah ego tidak ada artinya.

“Jadi, saya minta sama Bapak Raja (Penjabat Negeri Tamilouw dan Raja Sepa) harus mengajak masyarakatnya jauh dari konsumsi minuman keras. Saya ingatkan, karena sayang kepada kalian,” ujar Gubernur.

Gubernur juga meminta pemuka agama, tetua adat, saniri negeri, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan perempuan di kedua negeri untuk mewaspadai informasi bohong (Hoax).

” Sudahi perselisihan. Kedepankan asas persaudaraan, menahan diri, menyerahkan kendali keamanan kepada pihak berwajib untuk berkontribusi positif membantu aparat keamanan,” imbau Gubernur.

Dikatakan, saat konflik yang terjadi di Negeri Sepa dan Tamilouw beberapa waktu lalu), dirinya sedang bertugas di Jakarta.

” Saat itu, Istri saya WA ke saya terkait kejadian ini. Saya sampaikan setiba di Ambon, kita bawa bantuan kesana., karena ada yang luka, ada yang korban, sehingga kita berikan kebahagiaan, sedikit tali kasih,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Gubernur pun menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Forkompinda Kabupaten Maluku Tengah beserta seluruh lapisan masyarakat atas kerjasama dalam penanganan konflik sosial.

” Saya minta, mudah-mudahan kali yang pertama dan terakhir, saya datang di negeri ini (Kedua negeri), kejadian tidak penting ini tidak terulang lagi. Kalau masih ada konflik, mungkin saya tidak akan pernah datang kesini lagi. Kalau hal-hal begitu terjadi, yang rugi siapa? Kita juga yang rugi. Tidak ada untungnya. Kalau kalian pengen saya dan istri sayang sama kalian dan sebaliknya, tolong hiduplah dengan rukun agar kondisi dan situasi Maluku selalu aman dan damai,” pinta Gubernur.

Sementara itu salah satu warga Negeri Sepa, Hasan (30) yang ditemui menyambut baik kehadiran Gubernur ke negeri mereka. Baginya, kunjungan orang nomor satu di Maluku ini, selain bisa melihat secara dekat kondisi warga sekaligus bersilaturahmi dengan masyarakat setempat. Ia pun berharap, kunjungan Gubernur menjadi pintu rekonsiliasi internal bagi kedua negeri.

” Tentunya tujuan bapak gubernur di sini untuk memperbaharui hubungan pada perdamaian yang harmonis dan baik. Mengingat, kondisi masyarakat Maluku yang majemuk berpotensi menimbulkan konflik. Namun, dengan adanya Pela Gandong, rukun kompak dan persaudaraan antar umat beragama, berikhtiar dan bekerja keras untuk memajukan negeri maka kerukunan bisa dibentuk,” harap Hasan.

Turut mendampingi Gubernur dalam kunjungan, isteri Gubernur, Widya Pratiwi Murad Ismail, Plh. Sekda Maluku Sadli Ie dan sejumlah Pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi Maluku.

Dari kedua Negeri dihadiri Raja Negeri Sepa, Asgar Amahoru dan jajaran, Penjabat Negeri Tamilouw, Rajak Pawae beserta jajarannya. (SM-BAPSM).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *