SABUROMedia, Ambon – Dewan Pengurus Wilayah Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (DPW BKPRMI) Provinsi Maluku meminta Gubernur Maluku dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi Maluku agar memperbaiki Pola Pembinaan yang ada selama ini, Sistem Rekrutmen dan aturan mainnya, jika tidak nanti MTQ rasa Kompetisi Bola saja, karena banyak Qori – Qori Naturalisasi yang terlibat.

Hal ini disampaikan Ust Syuaib Pattimura, S.Pd.I, Direktur Wilayah Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-kanak Al- Quran (LPPTKA) BKPRMI Maluku, dimana dia berharap di event MTQ Provinsi Maluku ke-XXIX di Kabupaten Kepulauan Tanimbar Tahun 2022 nanti yang hadir memang betul – betul Putra – Putri daerah Maluku yang berasal dari Kabupaten/ Kota yang dwakilinya, dibuktikan dengan tempat tinggal dan data kependudukan, pintanya.

Putra Negeri Latu, Seram Bagian Barat ini berharap, khususnya dari Kab Seram Bagian Barat dia akan meminta secara tegas kepada Bupati SBB harus tegas, agar mengirimkan Putra Asli SBB, jangan ada istilah Naturalisasi itu, jika telah terjadi harus dibatalkan, sangat tidak mendidik dari tahun ke tahun, jadinya dominasi lembaga atau daerah tertentu, “ tegasnya kepada SM.

“ Kita berharap LPTQ lebih berperan kedepan dalam pembinaan Qur’an, lebih membumi, dan peran TPQ – TPQ  dan lembaga OKP/Ormas islam yang focus di Qur’an harus diperkuat dan disupport pembinaan, bukan dikapitalisasi lembaga tertentu, atau kelompok tertentu“, harapnya.

Hal ini sudah menjadi kegelisahan banyak orang selama ini, bahkan dikutip dari account Facebook M. Syahril Wassahua dalam lamannya menulis “ BERHENTI NATURALISASI PESERTA MTQ. HANYA UNTUK MENDAPATKAN JUARA YANG SEMU, MTQ SEJATINYA MENCIPTAKAN PESERTA DISEMUA MATA LOMBA YG BISA MEWAKILI DAERAH DIMANA PESERTA ITU TINGGAL “, postingnya.

Beberapa waktu yang lalu, Wakil Ketua DPRD Maluku, Hi Azis Sangkala., S.Hut dalam sambutannya di Acara Launching Yayasan Amirul Ummah Indonesia bekerja sama dengan Imancare dalam penyaluran 20.000 Alquran kepada masyarakat Maluku (10/10/2021). juga ikut menyinggung permasalahan ini, dimana menurut beliau MTQ sudah semacam Kompetisi Bola saja, dimana banyak menggunakan Qori Naturalisasi, ini menandakan fungsi pembinaan tidak maksimal selama ini, dan kedepan harusnya LPTQ memperbaiki pola pembinaan yang ada di TPQ – TPQ, dan diberikan kesempatan kepada Qori – Qori muda mewakili daerahnya, agar juara – juara baru selalu muncul, sehingga prestasi yang diharapkan selama ini segera tercapai“ harap beliau.

Untuk itu, LPPTKA BKPRMI Maluku berharap ketegasan Panitia Penyelenggara kedepan, bahkan meminta Bupati/ Walikota harus mengirimkan Peserta Qori yang berasal dari warganya, tidak boleh mengamini istilah naturalisasi, mereka harus pro warganya, jika tidak kita mengajak demo ke Pemerintah yang tidak pro kepada warganya, ujar Dirwil.

” MTQ jangan hanya mengejar juara, tapi peluang dan kesempatan bagi talenta – talenta muda yang kurang diberikan kesempatan hari ini, dan bagi Qori maupun Pecinta Qur’an lainnya juga harus mempunyai kepribadian, moral dan akhlak yang baik pula, jangan hanya sebatas membaca saja, tetapi harus diresapi dan mampu diinternalisasi dalam kehidupan setiap hari-hari, bahkan menjadi contoh bagi keluarga, teman maupun yang lainnya “, harap mantan Ketua GPI Kab SBB ini.

Untuk itu BKPRMI Mendukung sepenuhnya tindakan tegas Pemerintah Provinsi Maluku ataupun panitia penyelenggara agar tidak mentolerir sedikitpun penggunaan qori-qoriah dari luar Bumi Maluku bahkan yang bukan berasal dari Kab/ Kota yang diwakilinya kedepan, demi kebaikan bersama, semua pihak mesti mendukung sepenuhnya upaya melakukan ‘ bersih-bersih piring ‘ dengan mendiskualifikasi qori-qoriah yang bukan anak tempatan yang ikut MTQ XXIX Maluku, ” tutup Pattimura (SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *