SABUROmedia, Ambon – Terkait polemik yang berkembang dimasyarakat terkait anggaran pinjaman pemerintah provinsi Maluku senilai Rp. 700 miliar mendapat respon dari Farksi Golkar Maluku.
Lewat tim investigasi yang di ketuai oleh Bisri Assidiq Latuconsina, Fraksi Golkar berpendapat bahwa DPRD harus memastikan pinjaman tersebut sudah sesuai dengan peruntukannya, sebab jika tidak sepertinya ada unsur kesengajaan soal ini.
“ Kami menduga bahwa ada unsur kesengajaan dari pemerintah provinsi Maluku untuk mengabaikan DPRD karna percakapan awal terkait pinjaman ini sudah di bicarakan pada bulan September 2020, sementara pembahasan APBD perubahan sudah di bicarakan pada bulan November,” terang Boy kepada Saburomedia.com di kantor DPD 1 partai Golkar, Senin (07/12/2020).
Pria yang biasa disapa bung boy ini mengatakan bahwa seharunya ada spes apabila ada God Will yang baik, ada spes yang harus dibicarakan bersama, misalanya Pemprov sampaikan bahwa akan melakukan pinjaman dan meminta DPRD untuk bersabar.
“ Ini kan sama sekali membuat DPRD bleng dan yang paling parah peryataan sekertaris PDI-P lucky Watimury yang menyebut pimpinan DPRD yang tidak becus, statmen memicu reaksi dari fraksi golkar.
Menurut Boy unsur pimpinan DPRD itu tidak hanya ketua tapi juga wakil-wakil ketua DPRD.
“ Kami ingin sampaikan penegasan bahwa pimpinan DPRD itu bukan Hanya PDI-P saja, sehingga bung Edwin Huwae harus menggunakan kata kata yang tepat, bahwa pimpinan DPRD itu kolektif kolegial dan di dalamnya ada GOLKAR, PKS, Gerindra, “ jelasnya.
Lanjutnya apabilah Lucky Watimury sebagai pimpinan DPRD yang menerima suratnya dan tidak memberitahukan kepada pimpinan DPRD yang lain bagaimana, beliau itu kader PDI-P. jikalau melihat ada ketimpangan silakan pecat beliau, tetapi jangan mempolimikkan keadaan dengan menyebut bahwa pimpinan DPRD tidak becus.
“ Dalam rangka membangun sinergi, kami tantang PDIP, jika faktanya Lukcy watimurry melakukan kesalahan, ya PDIP pecat aja, “ terang Boy.
Boy mengatakan kami menantang PDI-P kalo mau pecat lukcy Watimury pecat, karna akibat kelalayannya dia melahirkan polimik yang begitu tinggi di masyarakat dan berdampak pada pencitraan Gubernur Maluku yang adalah kader PDI-P sekaligus ketua DPD PDI-P Maluku.(Erol.ox)